A.
Latar Belakang
Telah kita
ketahui bersama bahwa Rasulullah SAW
menghabiskan sebagian hidup beliau di Mekkah. Baik sebelum diutus menjadi
Rasul maupun sesudahnya. Kemudian beliau hijrah ke Madinah hingga wafat.
Alquran diturunkan saat Rasulullah berada dikota-kota, pedesaan, gunung-gunung,
lembah-lembah, lereng-lereng, serta pada waktu yang berbeda. Seperti, malam,
siang, dalam perjalanan, pada musim panas, dingin, dalam keadaan damai, maupun
perang. [1]
Para Ulama
secara begitu tertarik untuk menyelidiki
Makiyyah dan Madaniyyah. Mereka meneliti Alquran ayat demi
ayat dan surat demi surat untuk ditertibkan sesuai dengan nuzulnya dengan
memperhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka
mengumpulkan antara waktu, tempat, dan pola kalimat. Cara demikian merupakan
ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti objektif gambaran mengenai penyelidikan
ilmiah tentang ilmu Makky dan Madani.
Memang suatu
usaha besar bagi seorang peneliti yang sedang menyelidiki turunnya wahyu dalam
segala tahapannya. Mempelajari ayat-ayat Alquran sehingga dapat menentukan
wahyu serta tempat turunnya dengan bantuan tema, surat, atau ayat, meluruskan
kaidah-kaidah analogis untuk menentukan sebuah seruan itu termasuk Makky atau
Madany atau merupakan tema-tema titik tolak dakwah di Mekkah atau di
Madinah.
Turunnya
ayat-ayat Alquran itu juga menginformasikan situasi dan kondisi apa yang
sebenarnya terjadi ditanah arab khususnya Mekkah dan Madinah. Makalah ini akan
menguraikan tentang apa sebenarnya Makiyyah dan Madaniyyah, ciri-ciri
maupun manfaat dan beberapa hal seputar Makiyyah dan Madaniyyah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
proses penamaan Makiyyah dan Madaniyyah?
2.
Apakah
metode yang digunakan dalam mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?
3.
Apa
saja kriteria Makiyyah dan Madaniyyah?
4.
Apa
keistimewaan Makiyyah dan Madaniyyah?
5.
Bagaimana
penggolongan Makiyyah dan Madaniyyah?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui proses penamaan Makiyyah dan Madaniyyah
2.
Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah
3.
Untuk
mengetahui kriteria Makiyyah dan Madaniyyah
4.
Untuk
mengetahui keistimewaan Makiyyah dan Madaniyyah
5.
Untuk
mengetahui penggolongan Makiyyah dan Madaniyyah
PEMBAHASAN
A.
Proses Penamaan Makiyyah dan Madaniyyah
Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Diturunkan
secara terpisah-pisah dalam kurun waktu 23 tahun. Ulama membagi ayat-ayat
Alquran menjadi dua yaitu Makiyyah dan Madaniyyah. Para Ulama
berbeda pendapat mengenai penamaan Makiyyah dan Madaniyyah. Ada
dua pendapat tentang hal ini. Perbedaan pendapat mereka mengacu pada pengi’tibaran
turunnya ayat yang ditinjau dari segi tempat penurunan ayat, waktu, serta objek
dialog dari ayat atau surat tersebut.
Pendapat
pertama, bagi kelompok yang memandang dari segi tempat turunnya menyatakan
bahwa apapun yang turun di Mekkah dan sekitarnya meskipun setelah nabi hijrah
adalah Makiyyah. Sedangkan yang turun di Madinah dan sekitarnya adalah Madaniyyah.
Pendapat tersebut dianggap tidak valid dan tidak akomodatif, mengingat bahwa
hal tersebut mencakup ayat-ayat yang turun ditempat selain Mekkah dan Madinah.
Karena ayat Alquran juga diturukan di Tabuk, Baitul Muqoddas, dan Thoif.
Pendapat
kedua, memandang dari segi objek dialog
ayat atau surat memandang kepada penduduk Mekkah seturunnya wahyu. Yang mana
pada umumnya penduduk Mekkah adalah kafir. Untuk itu, dalam berdialog
menggunakan seruan يآيها الناس atau
يا
بنى آدم. Sedangkan di Madinah, para penduduknya banyak yang sudah beriman.
Sehingga dalam berdialog menggunakan kata يآيها
الذين امنوا .[2]
Imam Az Zarkasyi dalam bukunya Al Burhan fi Ulum Al Qur'an
telah menyebutkan tiga variabel definisi mengenai makiyyah dan Madaniyyah.
Pertama, definisi berkonotasi tempat, bahwa makiyyah adalah unit wahyu yang diturunkan di Mekah, dan Madaniyyah adalaha unit wahyu yang diturunkan di Madinah.
Kedua, definisi berkonotasi periode waktu,المكي ما نزل قبل الهجرة الرسول ص.م, وان كان نزوله بغير مكة, والمدني ما نزل بعد هذه الهجرة, وان كان نزوله بمكة bahwa makiyyah adalah unit wahyu yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dan Madaniyyah adalah unit wahyu yang diturunkan setelah hijrah. Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu, atau kepada siapa khitabnya ditujukan. المكي ما وقع خطابا لأهل مكة والمدنى ما وقع خطابا لأهل المدينة Maka makiyyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Madinah. Dan menurut beliau definisi yang kedua adalah yang sangat popular dikalangan para ulama.[3] Begitu pula dengan Imam As Suyuthi dalam bukunya Al Itqan fi Ulum Al Qur'an.
Pertama, definisi berkonotasi tempat, bahwa makiyyah adalah unit wahyu yang diturunkan di Mekah, dan Madaniyyah adalaha unit wahyu yang diturunkan di Madinah.
Kedua, definisi berkonotasi periode waktu,المكي ما نزل قبل الهجرة الرسول ص.م, وان كان نزوله بغير مكة, والمدني ما نزل بعد هذه الهجرة, وان كان نزوله بمكة bahwa makiyyah adalah unit wahyu yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dan Madaniyyah adalah unit wahyu yang diturunkan setelah hijrah. Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu, atau kepada siapa khitabnya ditujukan. المكي ما وقع خطابا لأهل مكة والمدنى ما وقع خطابا لأهل المدينة Maka makiyyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Madinah. Dan menurut beliau definisi yang kedua adalah yang sangat popular dikalangan para ulama.[3] Begitu pula dengan Imam As Suyuthi dalam bukunya Al Itqan fi Ulum Al Qur'an.
Syuyuti mengutip dari ‘Ubaid dalam kitab Fahail dari Maimun dan
Mahran.
Apa yang ada
dalam Alquran berupa يآيها الناس atau يا بنى آدمadalah
Makiyyah, sedang apa
Agar tidak terjadi kebingungan dalam memaknai makiyyah dan Madaniyyah,
ada baiknya kita lihat potongan ayat QS Alhujurat: 13, Allah berfirman:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam buku Teuku Muhammad Hasbi Ash
Shiddieqy dijelaskan bahwa jika ditunjau dari segi tempat turunnya, ayat ini
turun di Madinah. Jika ditinjau dari segi masanya, ayat ini turun pada tahun
pengalahan Makkah sesudah hijrah. Dan jika ditinjau dari orangnya, maka ayat
ini ditujukan kepada penduduk Makkah. Sedangkan jika kita memperhatikan maudlu’nya
maka tujuan ayat ini adalah mengajak mausia berkenalan dan mengingatkan manusia
bahwa asal usul mereka adalah satu.[5]
Oleh karenanya ayat ini tidak dikatakan ayat Makiyyah dan Madaniyyah
secara mutlak. Ayat ini dimasukan kedalam ayat yang turun di Madinah sedang
hukumnya digolongkan kedalam ayat-ayat yang turun di Makkah. Disini kita lebih
mengutamakan pembagian secara masa (tartib zamany), karena inilah yang
tidak dapat diragukan.
Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa memang sulit untuk memaknai Makiyyah dan Madaniyyah
secara khusus, karena masih terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama.
Akan tetapi menurut ulama (qaul rajih) yang biasa dan umum digunakan
dalam memaknai Makiyyah dan Madaniyyah dari segi masa turunnya.
B.
Metode Mengetahui Makiyyah
dan Madaniyyah
Untuk mengetahui dan menentukan ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah
para ulama bersandar pada dua cara utama yaitu: Manhaj Sima’i Naqli (metode
pendengaran seperti apa adanya) dan Manhaj Qiyas Ijtihadi (menganalogikan
dan ijtihad).[6]
1.
Sima’i Naqli
Yang dimaksud dengan metode Naqlis Sima’i adalah ayat-ayat
dan surat-surat yang didasarkan pada riwayat shahih dari para sahabat yang
hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari salah satu tabi’in yang
telah mendengar dari sahabat bagaimana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan
dengan turunnya wahyu itu.
Diantara contoh ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah
yang diketahui lewat para sahabat adalah firman Allah SWT (Q.S. Al Anfal:64).
Al Bazzar telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abas ra bahwa ayat tersebut diturunkan
pada saat Umar bin Khatab masuk islam. Sudah diketahui bahwa Umar masuk islam
di Mekkah, maka ayat tersebut adalah ayat-ayat Makiyyah.
2.
Qiyas Ijtihadi
Didasarkan pada ciri-ciri Makki dan Madani. Apabila dalam surat
Makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung peristiwa
madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madani dan begitu juga sebaliknya. Metode ini disebut Qiyas Ijtihadi.
Zarkasyi mengutip pernyataan al-ja’bari:
Ada
dua cara untuk mengetahui ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah,
yakni sima’i dan qiyasi, metode sima’i adalah apa yang
sampai kepada kita yang turunnya dengan Makiyyah dan Madaniyyah,
sedangkan metode qiyasi dalam ayat Makiyyah adalah:
-
Setiap
yang didalamnya terdapat kalimat “Ya ayyuhannas”
-
Setiap
yang didalamnya terdapat ” kalla”
-
Diawali
huruf Hijaiyah, kecuali surat Al baqarah, surat Ali Imran, dan surat Ar- Ra’du
-
Didalamnya
ada kisah Adam dan Iblis
-
Didalamnya
terdapat kisah nabi-nabi dan umat zaman dahulu. Semua kategori yang meliputi ciri-ciri
diatas adalah surat Makiyyah, sedangkan setiap surat yang memuat
kewajiban-kewajiban dan hukuman adalah Madaniyyah.[7]
C.
Kriteria Makiyyah dan Madaniyyah
Para ulama meneliti surat-surat Makky dan Madani dan
menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan
ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari
situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.
Berdasarkan
ciri ketentuannya Makky dan Madani adalah sebagai berikut:[8]
|
Makiyyah
|
Madaniyyah
|
|
1.
Setiap
surat yang didalamnya mengandung “sajdah”.
2.
Setiap
surat yang mengandung lafadz “kalla”. Lafadz ini hanya terdapat dalam
separuh terakhir dari Alquran dan disebutkan sebanyak 33 kali dalam 15 surat.
3.
Setiap
surat yang mengandung Ya ayyuhannnas, kecuali pada surat Al hajj.
4.
Setiap
surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al
Baqarah
5.
Setiap
surat yang mengandung kisah adam dan iblis, kecuali surat Al Baqarah
6.
Setiap
surat yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan, kecuali surat Al Baqarah, Ali
Imran. Sedangkan surat Ar-ra’du masih diperselisihkan.
|
1.
Setiap surat
yang berisi kewajiban atau had (sanksi)
2.
Setiap surat
yang didalamya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al Ankabut.
3.
Setiap surat
yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab
|
Dari
segi tema dan gaya bahasa, ayat Makky dan Madani adalah sebagai
berikut:
|
Makiyyah
|
Madaniyyah
|
|
1.
Ajakan kepada
tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah,
kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat, dan kengeriannya, neraka dan
siksanya, surga dan nimatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
2.
Peletakan
dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar
terbentuknya suatu masyarakat dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam
penumpahan darah dan memakan harta anak yatim secara dholim, penguburan
hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
3.
Menyebutkan
kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka
sehingga mengetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka dan sebagai
hiburan untuk Rasulullah SAW, sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan
mereka dan yakin akan menang
4.
Suku katanya
pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataa singkat,
diteliga terasa menembus dan terdengar sangat keras menggetarkan hati dan
maknanya pun meyakikan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah seperti
surat-surat pendek
|
1.
Menjelaskan
ibadah, mauamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional
baik saat damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-undangan
2.
Seruan
terhadap ahli kitab dari kalangan yahudi dan nasrani dan ajakan kepada mereka
untuk masuk islam, penjelasan mengenai penyimpangan-penyimpangan mereka
terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan
perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki
diantara sesama.
3.
Menyingkap
perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya dan menjelaskan bahwa ia
berbahaya bagi agama
4.
Suku kata dan
ayat-ayatnya panjang dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta
menjelaskan tujuan dan sasarannya.
|
D.
Keistimewaan Makiyyah dan Madaniyyah
Telah diketahui, bahwa Alquran turun di Mekkah, dalam keadaan
berdialog dengan masyarakat penyembah berhala yang disana tersebar kesyirikan
dan bertebaran patung-patung. Di Madinah secara umum Alquran berbicara dengan
pengikut-pengikutnya yang beriman. Alquran memerintahkan untuk selalu
mematuhinya dan menuntut agar meninggalkan apa yang dilarang. Jika memang
terjadi demikian, maka tidak diragukan lagi bahwa balaghah menuntut
perbedaan dalam gaya bahasa, makna-makna, serta tema-tema yang turun di Mekkah
dan Madinah.
Diantara keistimewaan surat-surat Makiyyah adalah[9]
-
Pembekalan
aqidah islam dalam jiwa melalui ajakan beribadah kepada Allah SWT, beriman
kepada Rasulullah, maupun hari akhir.
-
Penetapan
dasar-dasar ibadah, muamalah, etika, dan keutamaan-ketamaan umum. Seperti diwajibkannya
shalat lima waktu, diharamkan memakan harta anak yatim, dll.
-
Perhatian
terhadap rincian kisah para nabi dan umat-umat terdahulu yang berupa ajakan
tentang aqidah, dan tentang azab-azab didunia terhadap para pendusta.
-
Pendeknya
surat dan ayat Makiyyah dibarengi dengan kuatnya pemilihan diksi dan
peristiwa serta ringkasan ungkapan disertai dengan sempurnanya makna dan
keindahannya. Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat di Mekkah adalah orang-orang
yang keras kepala dan sombong, tidak mau mendengarkan Alquran, bahkan apabila
Rasul mulai membaca Alquran, mereka berteriak, sebagaimana dikisahkan Allah
dalam QS. Fushilat : 26
Adapun keistimewaan yang terdapat pada surat Madaniyyah
antara lain sebagai berikut:
-
Alquran
berbicara kepada masyarakat islam madinah pada umumnya berisi tentang penetapan
hukum-hukum syariah , ibadah, dan muamalah.
-
Didalam
masyarakat madinah muncul sekelompok orang munafiq, kemudian Alquran
membicarakan sifat-sifat mereka dan menguak rahasia mereka.
-
Diantara
orang islam di Madinah, terdapat sekelompok Ahli Kitab bangsa Yahudi yang
selalu melakukan perbuatan licik dan memperdaya islam. Maka Alquran di Madinah
membeberkan rahasia-rahasia mereka dan membatalkan keyakinan-keyakinan mereka.
-
Pada
umumnya, ayat-ayat dan surat-suratnya panjang dan untuk menggambarkan luasnya
aqidah dan hukum-hukum islam.
E.
Manfaat Mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah
Beberapa manfaat yang akan dimiliki seseorang dalam mengetahui
perbedaan surat Makiyyah dan Madaniyyah antara lain:[10]
-
Mengetahui
bahwa sastra Alquran berada pada punya keindahan sastra, yaitu ketika setiap
kaum diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan obyek yang didakwahi, dari
ketegasan, kelugasan, kelunakan, dan kemudahan.
-
Mengetahui
hikmah diturunkannya Alquran secara berangsur-angsur, yaitu prioritas kondisi
obyek yang didakwahi serta kesiapan mereka dalam menerima dan mentaatinya.
-
Dua
jenis ayat dan atau surat Maki dan Madani ini memiliki karakter penyampaian
yang berbeda sesuai dengan kondisi dan tempat turunnya. Kita dapat meresapi
gaya bahasa Qur’an tersebut dan memanfaatkannya di medan dakwah, ini merupakan
manfaat yang khusus dalam ilmu retorika.
-
Sebagai
pendidikan dan pengajaran bagi para mubaligh serta pengarahan mereka untuk
mengetahui kandungan dan konteks Alquran dalam berdakwah, yaitu dengan
medahulukan yang terpenting diantara yang penting serta menggunakan ketegasan
dan kelunakan pada tempatnya masing-masing.
-
Membedakan
antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat Makiyyah dan Madaniyyah,
maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat Madaniyyah adalah
sebagai nasikh(penghapus) ayat Makiyyah disebabkan ayat Madaniyyah
turun setelah ayat Makiyyah.
-
Untuk
dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Alquran.
-
Mengetahui
sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Alquran
F.
Penggolongan Makky dan Madani Surat-Surat dalam Alquran
Para ulama
sangat memperhatikan Alquran dengan cermat. Mereka menertibkan surat-surat
sesuai dengan tempat turunnya. Sehingga mereka membedakan diturunkannya ayat
tersebut dimalam hari dan disiang hari, dimusim dingin ataupun musim panas,
sewaktu dirumah ataupun saat berpergian. Berikut ini, penggolongan surat Makiyyah
dan Madaniyyah.
1.
Surat-surat
Madaniyyah ada 20 surat
Albaqarah,
Ali Imron, Annisa, Almaidah, Al anfal, Attaubah, Annur, Al Ahzab, Muhammad, Al
Fath, Al hujurat, Al Hadid, Al Mujadalah, Alhasyr, Al Mumtahanah, Al Jumuah, Al
Munafiquun, Attholaq, Attahrim, Annashr
2.
Yang
diperselisihkan ada 12 surat
Alfatihah,
Arra’d, Arrahma, Asshof, Attaghabun, Atthofif, Alqodr, Al Bayyinah, Al
Zalzalah, Al Ikhlas, Al Falaq, Annas
3.
Selain
disebutkan diatas adalah Makky, yang terdiri dari 82 surat, maka keseluruhan
surat dalam Alquran adalah 114 surat.[11]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Alquran menginformasikan
situasi dan kondisi apa yang sebenarnya terjadi ditanah arab khususnya Mekkah
dan Madinah. Adapun untuk
memaknai Makiyyah dan Madaniyyah secara khusus tergolong rumit,
karena masih terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Akan tetapi yang
biasa dan umum digunakan dalam memaknai Makiyyah dan Madaniyyah
dari segi masa turunnya. Akan tetapi, dengan mengetahui proses penamaan, metode
penggolongan Makiyyah dan Madaniyyah, kriteria Makiyyah
dan Madaniyyah, diharapkan dapat mempermudah mengidentifikasi Makiyyah
dan Madaniyyah secara khusus.
[1] Fahd Bin
Abdurrahman A rumi, Ulumul Quran (Studi Kompleksitas Alquran),
(Yogyakarta: Titian Illahi Press, 1997) hlm. 163
[2] Nasr Hamid Abu
Zaid, Mafhum an Nas, (Mesir: al Haiat al Ammah li al Kitab, 1990),
hlm.86-89
[3] Masjfuk Zuhdi,
Pengantar Ulumul Quran, (Surabaya: Bina Ilmu, 1993) hlm. 68-69
[4] Fahd Bin
Abdurrahman A rumi, Ulumul Quran...,. hlm. 170
[5] Teuku Muhammad
Hasbi Ash shidiqy, Ilmu-Ilmu Alquran (Ilmu-Ilmu Pokok dalam Menafsirkan
Quran), (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 64
[6] Manna’ Al
Qathan, Mabahits fi Ulum Al Quran, terj.Mudzakir, cet 15 (Bogor:
Pusataka Litera Antar Nusa: 2012), hal 82
[7] Fahd Bin
Abdurrahman A rumi, Ulumul Quran..., hlm. 169
[8] Manna’ Al
Qathan, Mabahits fi Ulum Al Quran..., hal 86
[9] Fahd Bin
Abdurrahman A rumi, Ulumul Quran..., hlm. 173
[10] Manna’ Al
Qathan, Mabahits fi Ulum Al Quran...., hal 81
[11] Khamdan, dkk, Studi
Alquran Teori dan Metodologi, (Yogyakarta:Idea Press Yogyakarta, 2011),
hlm. 136
Slots Casino Review - 100% Welcome Bonus up to
BalasHapusYou can also play at Slots online, like Slots Casino and Mega Jackpot Games. mgm 바카라 For starters, Slots 배당 토토 Casino is only 벳 플릭스 available 스포츠 사이트 in USA-based countries 도박 사이트 where the