A.
Pendahuluan
Dalam tugas
sehari-hari, entah sebagai guru bahasa, sebagai penerjemah, sebagai pengarang,
sebagai penyusun kamus, atau apapun yang berhubungan dengan bahasa, tentu kita
akan menghadapi masalah-masalah linguistik, atau yang berkaitan dengan
linguistik. Tanpa pengetahuan yang memadai mengenai linguistik mungkin kita
akan mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas kita. Tetapi kalau kita
memahami masalah-masalah linguistik, kita akan mendapat kemudahan dalam
melaksanakan tugas itu.[1]
Bahasa terdiri
atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi.
Ketika kita menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan.
Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan
baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti, begitupun dengan
bahasa Arab. Dengan demikian, kata-kata
yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan
wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan
sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis
merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara
terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis
atau mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Sebagai
alat komunikasi atau alat interaksi antar manusia bahasa memiliki satuan atau
satuan-satuan yang akan kita gunakan dalam penulisan karangan ilmiah atau
karangan lain. Satuan-satuan kalau diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar adalah kata, kalimat, paragraf, teks, dan uslub. Berikut akan
dibicarakan satu persatu secara singkat
B.
Pembahasan
1.
Kata (الكلمة).
a.
Pengertian
Kata (الكلمة).
Secara
gramatikal kata mempunyai dua status. Sebagai satuan terbesar dalam tataran
morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis. Sebagai satuan
terbesar dalam tataran morfologi, kata dibentuk dari bentuk dasar (yang dapat
berupa morfem dasar terikat maupun bebas, atau gabungan morfem) melalui proses
morfologi afiksasi, reduplikasi, atau komposisi.[2]
Secara
linguistik telah banyak definisi mengenai kata dibuat orang. Kata adalah suatu
ujaran (bahasa) terkecil yang secara inhern memiliki sebuah makna yang disebut
makna leksikal, makna denotasi, makna apa adanya, atau makna lugas. Sebagai
contoh: kata pensil, makna leksikalnya atau makna lugasnya adalah sejenis alat
tulis yang terbuat dari kayu dan arang. Kata air makna leksikalnya adalah
sejenis zat cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari.[3]
Sebuah kata
dapat menduduki salah satu fungsi didalam kalimat, entah sebagai subjek,
predikat, objek, atau sebagai keterangan. Kata-kata biasanya dibedakan atas
kata penuh (full word) dan kata fungsi (function word). Yang
dimaksud dengan kata penuh adalah kata-kata yang secara inhern memiliki makna
dan mempunyai kemungkinan menduduki salah satu fungsi kalimat.[4]
Contoh:
Burung terbang
tinggi
S
P ket
Nenek membaca komik kemarin
S P O Ket
Sedangkan yang
dimaksud kata fungsi adalah kata-kata yang secara inhern tidak memiliki makna,
kata-kata ini hanya memiliki fungsi dalam kalimat. Misalnya kata di pada
kalimat berikut: Burung hinggap di batang pohon
S
P Ket
Dalam bahasa
arab kata juga disebut dengan (الكلمة).
Dalam kitab Jami’u Durus kata adalah:[5]
الكلمة
:
لفظ يدل على معنى مفرد .
وهي ثلاثة أقسام : إسم و فعل و حرف
(Kata adalah
lafadz yang menunjukan makna tunggal, ada tiga macam yaitu: isim, fi’il,
dan hurf )
الإسم
: ما دل على معنى فى نفسه غير مقترن بزمان مثل
خالد و فرس
(Sesuatu yang menunjukan makna terhadap dirinya sendiri tanpa
disertai dengan keterangan waktu, contoh: kholid, faris)
الفعل
: ما دل على معنى فى نفسه مقترن بزمان مثل جاء و يجىء
(Sesuatu yang menunjukan makna terhadap
dirinya sendiri disertai dengan keterangan waktu, contoh: telah datang, sedang
datang)
الحرف
: ما دل على معنى فى غيره. مثل
هل و في و لم و على
(Sesuatu yang menunjukan makna
apabila digabungkan dengan kalimat lainnya, contoh: apakah, didalam, belum,
diatas)
فَالِاسْمُ
يُعْرَفُ بالخفض, وَالتَّنْوِينِ, وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّامِ, وَحُرُوفِ
اَلْخَفْضِ
(Isim itu dapat diketahui dengan melalui khafad
(huruf akhirnya dijerkan), tanwin, kemasukan alif lam dan huruf khafad)
Contoh:
|
حُرُوفُ
اَلْقَسَمِ : والله, تالله ,بالله
|
دُخُولِ اَلْأَلِفِ
وَاللَّامِ :المدرسة
|
حُرُوفِ
اَلْخَفْضِ : الى المكتبة, من سوق, على المكتب
|
|
التَّنْوِينِ : مسلماتٌ
|
بالخفض: كتاب الفقه
|
|
وَالْفِعْلُ
يُعْرَفُ بِقَدْ, وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ
(Fi’il itu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, saufa,
dan ta ta’nis yang disukunkan)
Contoh:
|
قَدْ : قد أفلح المؤمنون
|
السِّينِ : سيقول السفهاء
|
|
تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ : كتبت فاطمة
|
سَوْفَ : سوف تعلمون
|
وَالْحَرْفُ
مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ.
(Huruf itu adalah lafadz yang tidak layak disertai
tanda isim atau tanda fi’il)
2.
Kalimat (الجملة)
a.
Pengertian
Kalimat
Sebelum
membicarakan tentang pola-pola jumlah bahasa Arab, terlebih dahulu dikemukakan
tentang pengertian kalimat dalam bahasa bahasa Indonesia dan pengertian الجملة
dalam bahasa arab. Kalimat menurut Abdul Chaer adalah satuan sintaksis yang
disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan
konjungsi, bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi
final yang merupakan syarat penting dalam pembentukan sebuah kalimat dapat
berupa intonasi deklaratif, interogratif, imperatif, dll.[7]
Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan diucapkan engan nada naik turun,
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri inntonasi akhir. Dalam wujud tulis,
kalimat diawali dengan huruf kapital, diakhiri dengan titik, tanda tanya, tanda
seru, dll. [8]
Dalam buku Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi, kalimat adalah satu bagian ujaran yang
didahului oleh senyapan dan diakhiri oleh kesenyapan sedangkan intonasinya
menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Dapat juga
dikatakan, kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan
yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.[9]
Contoh: Ibu sedang memasak
di dapur
S
P O K
Sedangkan
pengertian الجملة adalah sebagai berikut:
ما تألف من مسند ومسند اليه، نحو : العلم نور
المسند اليه : ما حكمت عليه بشيء. المسند
اليه هو الفاعل ونائبه المبتدأ وإسم الفعل الناقص و إسم الاحرف التى تعمل عمل ( ليس ) وإسم إن وأخواتها و إسم لاالنافية للجنس
المسند : ما حكمت به على الشيء. المسند هو الفعل
واسم الفعل وخبر المبتدأ وخبر الفعل الناقص وخبر الاحرف التى تعمل
عمل ( ليس
) وخبر
إن واخواتها[11]
Contoh:
|
Bahasa Indonesia
|
العربية
|
|
Kejujuran adalah amanat
|
الصدق أمانة
|
|
Orang yang tekun akan bahagia
|
يفلح المجتهد
|
Pada contoh
pertama kata الصدق adalah musnad ilaih (S) yang merupakan
unsur jumlah yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan kata أمانة adalah musnadnya (P). Pada contoh kedua, kata يفلح adalah musnad (P), sedangkan kata المجتهد berfungsi sebagai musnad ilaih (S).
Dari
penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rangkaian kata dalam bahasa
Arab bisa disebut jumlah setidak-tidaknya terdiri dari dua kata yang
masing-masing menduduki posisi musnad (P) dan musnad ilaih (S).
Dengan demikian pengertian kalimat dalam bahasa Indonesia adalah identik dengan
pengertian Jumlah dalam bahasa Arab.
b.
Klasifikasi
Jumlah dalam Bahasa Arab
Dalam bahasa
Indonesia, kalimat dapat dibagi menurut bentuk dan maknanya.

Dalam bahasa Arab, kalimat atau الجملة
dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
Ø Jumlah
ditinjau dari bentuknya[12]
1.
Jumlah tunggal (
الجملة البسيطة )
Jumlah tunggal (
الجملة البسيطة )
adalah jumlah yang terdiri atas satu klausa, yaitu satuan gramatik yang terdiri
paling sedikit predikat (P) dan subjek (S). Di samping itu, tidak mustahil ada
pula unsur yang bukan inti seperti المفعول
به atau objek (O) dan keterangan (K). Contoh :
|
اللغة العربية
|
النمرة
|
|
أبي أستاذ المدرسية
الثانوية
المسند اليه ( المبتدأ) المسند ( خبر مبتدأ)
|
١
|
|
محمد طالب ماهر فى مدرسته
المسند اليه ( المبتدأ) المسند ( خبر مبتدأ)
|
٢
|
. وتنقسم الجملة
قسمين :[13]
الجملة إسمية : وهي ااتى تبدأ باسم أو بضمير مثل
: العلم نور – نحن مجاهدون .
الجملة فعلية : وهي
ااتى تبدأ بفعل مثل : حضر الرجل – يكتب الطالب
Ø الجملة الإسمية
Yaitu jumlah yang diawali dengan kata benda (الاسم),
yang selanjutnya disebut dengan (المبتدأ), contoh
pola الجملة الإسمية antara lain
adalah :
|
No
|
Bahasa Indonesia
|
اللغة
العربية
|
النمرة
|
|
1
|
Sekolah ini besar
S P
|
هذه المدرسة كبيرة
المسند إليه ( المبتدأ ) المسند (
خبر المبتدأ )
|
١
|
|
2
|
Allah menciptakan langit dan bumi
S P
|
الله خلق للسموات والأرض
المسند إليه ( المبتدأ ) المسند (
خبر المبتدأ )
|
٢
|
Ø الجملة الفعلية
Yaitu jumlah yang diawali dengan kata kerja ( فعل ),
yang selanjutnya disebut dengan musnad (P). Pola jumlah fi’liyah adalah
sebagai berikut :
|
الجملة الفعلية = الفعل ( المسند ) + الإسم ( المسند إليه / الفاعل )
|
Contoh :
|
1
|
Allah menerima taubat hamba-Nya
|
يقبل
الله توبة العبد
|
۱
|
|
2
|
Umat islam sholat di masjid
|
يصلى
المسلمون فى المسجد
|
۲
|
Ditinjau dari jenis kata kerjanya ( الفعل ),
jumlah bahasa Arab ada yang menggunakan kata kerja transitif (
الفعل المتعدى ) dan kata kerja intransitif (
الفعل اللازم ) .
jumlah yang menggunakan kata kerja transitif adalah yang membutuhkan adanya
objek (
المفعول به ) . Contoh : كتبت
فاطمة الرسالة
Sedangkan jumlah yang menggunakan kata kerja
intransitif (
الفعل اللازم )
adalah jumlah yang tidak membutuhkan المفعول
به atau objek. Contoh : يذهب
.المسلمون إلى
المسجد
Selanjutnya jumlah tunggal juga dapat
diperluas dengan menambahkan keterangan pada jumlah tersebut. Keterangan dalam
bahasa Arab bisa berupa ظرف، مفعول
مطلق، حال، مفعول لأجله dan lain sebagainya.
Contoh :
|
اللغة
العربية
|
النمرة
|
|
مات ابوه ليلة العيد
المسند
( الفعل) المسند اليه ظرف الزمان
|
۱
|
|
صليت وراء الإمام
الفعل
والفاعل ظرف المكان
|
۲
|
|
وكلم الله موسى تكليما
المسند المسند اليه المفعول به مفعول مطلق
|
۳
|
|
وقفت وقفتين
الفعل
والفاعل مفعول مطلق
|
٤
|
|
رجع الحجاج من المملكة العربية سالمين
المسند/
الفعل المسند اليه/ الفاعل حال
|
٥
|
|
أخبر احمد الخبر صحيحا
المسند/
الفعل المسند اليه المفعول به حال
|
٦
|
|
قام التلاميذ إكراما لأستاذهم
المسند المسند اليه المفعول لأجله
|
٧
|
2.
Jumlah majemuk (
الجملة المركبة )
Yaitu
jumlah yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Ada dua jenis hubungan antar
klausa dalam jumlah majemuk, yaitu hubungan koordinatif (setara) dan hubungan
sub-koordinatif (bertingkat).
Ø Jumlah majemuk
setara (
الجملة المركبة )
Hubungan
koordinatif ( setara ) terjadi jika klausa-klausa yang terdapat dalam jumlah
majemuk itu masing-masing mempunyai kedudukan yang setara atau setingkat.
Contoh :
|
يقرأ الأستاذ الدروس، ويكتبها الطلاب على دفاترهم
الجملة الأولى
الجملة الثانية
|
Biasanya
jumlah majemuk setara ditandai dengan konjungsi yang umumnya berupa حرف
العطف seperti الفاء، الواو،
بل، لكن، أم، أو، ثم dan lain sebagainya. Adapun pola jumlah
majemuk setara adalah :
|
الجملة الثانية + (
konjungsi ) حرف العطف + الجملة الأولى = الجملة المركبة
|
Ø Jumlah majemuk
bertingkat ( الجملة
المعقدة )
Suatu gabungan
klausa / jumlah dapat disebut jumlah majemuk bertingkat, jika diantara
klausa-klausa tersebut terhadap hubungan yang bersifat sub-koordinatif (bertingkat).
Dengan kata lain, jumlah majemuk bertingkat terdiri dari satu klausa ( الجملة الرئيسية )
atau lebih الجملة
غير رئيسية ) . Contoh :تعلم أن
الإنسان حيوان ناطق
Ø Jumlah
ditinjau dari maknanya[14]
1.
Jumlah khabariyah
Pengertian
jumlah khabariyah adalah:
فا
الخبر ما يصح أن يقال لقا ئله انه صادق أو كاذب, فإن كان الكلام مطابقا للواقع كان
قائله صادق, وإن كان غير مطابقا له كان قائله كاذب.
Dengan kata lain, jumlah khabariyah adalah
jumlah yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Contoh: رأيت
ان أحمد قد ذهب الى يوكياكرتا
Ditinjau dari keadaan mukhotob/ pendengar/
pembaca, ada tiga jenis jumlah khabariyah, yaitu:
|
Ibtidaiyah
|
لا
ينبغى لنا ان نكره غيرنا
|
|
Thalabiyah
|
قد
أفلح المؤمنون الذي هم فى صلاتهم خاشعون
|
|
Inkariyah
|
لتبلون
فى أموالكم و أنفسكم
|
2.
Jumlah Insyaiyyah
Pengertiannya adalah:
الإنشاء
مالا يصلح أن يقال لقا ئله انه صادق فيه كاذب
Pernyataan
dari seorang penutur yang tidak perlu baginya untuk dikatakan bahwa dia benar
atau bohong dalam penyataan itu.
Contoh : يا
بنى ! تعلم حسن الإستماع كما تتعلم حسن الحديث
Selanjutnya,
jumlah insyaiyyah dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
|
Insya
Thalabiy
|
أطلبواالعلم
ولو بالصين
|
|
Insya Ghoiru
Thalabiy
|
ما
أحسن العلم
|
a.
Pengertian
Paragraf[15]
Paragraf
disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari bahasa Inggris paragraph,
sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dari kata latin a linea yang
berarti “mulai dari garis baru”. Kata Inggris paragraph terbentuk dari
kata yunani, para yang berarti sebelum, dan grafein berarti
menulis atau menggores. Dulu kata ini adalah sebuah nama untuk tanda yang
diletakkan didepan garis sebagai ciri awal paragraf. Paragraf adalah sebuah
wacana mini atau satuan bentuk bahasa yang biasanya hasil penggabungan beberapa
kalimat, artinya setiap unsur pada karangan panjang ada pada paragraf.
Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat
yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan (ide). Dalam hierarki
kebahasaan paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari
kalimat. Paragraf juga dapat disebut wacana mini. [16]Menurut
Abdul Chaer paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat
atau lebih yang secara semantis dan sintaksis merupakan satu kesatuan yang
utuh. Secara semantis artinya, didalam paragraf itu terdapat satu ide, satu
gagasan pokok atau utama dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide
atau gagasan pokok itu. Secara sintaksis berarti didalam paragragf itu terdapat
sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok ditambah dengan sejumlah kalimat
lain yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama.[17]
b.
Jenis-jenis
paragraf[18]
Berdasarkan letak kalimat topiknya,
paragraf dapat dibagi menjadi : paragraf deduksi, paragraf induksi, paragraf
kombinasi, paragraf penuh. Sedangkan jenis paragraf menurut sifat isinya atau
berdasarkan bentuk pengembangannya adalah, Paragraf argumentasi, Paragraf Persuasi, Paragraf Deskripsi, Paragraf
Eksposisi, Paragraf narasi.
Dalam bahasa Arab, pengertian paragraf adalah
هي
مجموعة
من الجمل المترابطة والمتسلسلة، التي تتناول فكرة رئيسية واحدة أو معنى من
المعاني، أو هي مجموعة جمل مترابطه تعبر عن موضوع واحد أو جزء منه أو تكون جزءاً
من مقالة تتكون من عدة فقرات ، أو جزءاً من بحث أو كتاب.[19]
الفقرة : قالب من التعبير الإنشائي تتألف من عدة جمل جيدة,وتتناول
فكرة رئيسية واحدة,ويمكن أن تقوم الفقرة بذاتها عندما تتناول فكرة واحدة مستقلة .وتشكل الفقرة عصب التعبير بألوانه المتعددة وأشكاله
المتنوعة,إذ هي تعد القاعدة الأساسية التي يبني عليها أي نشاط كتابي
عناصر
بناء الفقرة:
- الكلمة : اللبنة الأولى في هذا البناء
- الجملة:
الوحدة البنائية الأساسية في عملية الكتابة .
البناء الداخلي لفقرة : |
الشكل الخارجي للفقرة : |
أولاً : أن تكون محددةثانياً : أن تكون مترابطةثالثاً : أن تكون متسلسلة |
ـــ الجملة الرئيسية (المفتاحية) :
الجملة الفرعية الداعمة
الجملة النهائية ( الختام )
|
أنواع الفقرة وحجمها : هناك عدة أنواع للفقرة , منها :
الأولى : الفقرة الوصفية ( تتناول وصف ما يتميز به الإنسان أو الحيوان أو الجماد أو نحو ذلك , وتعرض لحجم الموصوف ولونه وشكله (.
الثانية : الفقرة السردية ( هي التي تكتب بأسلوب الحكاية والسرد القصصي , ويغلب عليها عادة تسلسل الأحداث وتتابعها , والترتيب الزمني للأفكار( .
الثالثة : الفقرة الاستدلالية والإقناعية ( تعتمد على إيراد الحجج والبراهين ؛ لإقناع المتلقي بأفكار الكاتب وآرائه التي يؤمن بها , ويدافع عنها( .[20]
c.
Contoh Paragraf
1.
Paragraf Deskriptif
"
كان محمد ـ صلى الله عليه وسلم ـ وسيم الطلعة، ربعة في الرجال، ليس بالطويل
البائن، ولا بالقصير المتردد، ضخم الرأس، ذا شَعرٍ رَجْلٍ شديدٌ سوادُه، مبسوطَ
الجبينِ فوقَ حاجِبينِ سابِغَينِ منوَّنينِ متَّصِلَّين، واسعَ العينَين
أدعَجهُما، تشوب بياضهما في الجوانب حمرة خفيفة وتزيد في قوة جاذبيّتهما وذكاء
نظرتهما؛ أهدابٌ طوال حَوَالِك، مُستَوِي الأنف دقيقه، مفلَّج الأسنَانِ، كثَّ
اللحية طويل العنقِ جميله، عريض الصدر، رَحب الساحتين، أزهر اللَّون، شَثْنُ
الكفّين والقدمين ( أي غليظهما )، يسير ملقياً جسمه إلى الأمام مسرع الخطو ثابته،
على ملامحه سيماء التفكير والتأمُّل، وفي نظرته سلطان الأمر الذي يخضع الناس
لأمره".
2.
Paragraf Narasi
في الإجازة العطلة المدرسية الماضية
أنا وأسرتي ذهبنا في رحلة إلى شاطئ البحر في قرية باجان لالانج. قبل أن ذهبنا
إلى هناك أعددت الحوائج التي سنستخدمها في الشاطئ مثل المعدات الرياضية والخيم
والمظلات والحصائر والأطعمة غير ذلك. لقد انضم إلى رحلتنا أقاربنا مثل أبناء وبنات أعمامي
وعماتي وأخوالي وخالاتي من أجل اجتماع أسري بمناسبة الإجازة المدرسية الطويلة وذهبنا إلى هناك بالسيارات الخاصة لكل الأسرة. الشاطئ يبعد من بيتنا بحوالي خمسة وأربعين
كيلومترا وغادرنا البيت في حوالي الساعة الثامنة صباحا ووصلنا إلى الشاطئ في
الساعة التاسعة تماما واستغرقت الرحلة إلى هناك بحوالي ساعة واحدة فقط
3.
Paragraf Persuasif
إن قرار الحكومة بمنع التدخين في
الأماكن العامة قرار صائـب، يجــب أن نحرص جميعاً على تطبيقه؛ فمثل هذا القرار
يمكن أن يكون خطــوة أولى في سبيل محاربة هذه الآفة التي تفتك بنا ، وتستنزف
أموالنا، كما أن التدخين في الأماكن العامة يعرّض صحة الآخرين للخطر ؛ فالمدخن
يتجاهل تجاهـلاً مطلقاً حالة الآخرين الصحيّة ؛ فما ينفثه من سموم في أجواء
الأمــاكن العامة يسمّم ما يستـنشقه الآخرون من هواء بقصد أو بدون قصد، ويحرمهم من
حق التمتع بهواء نقيّ . إضافة إلى ذلك إنّ التدخيــــن في الأماكن العامــة انتهاك
لحقوق الآخرين، لأن المدخن عندما يدخن في مثل هذه الأمـــــــاكن يكون قد استعمل
مكاناً ليس من حقه في ممارسة نشاط خاص ، غير عابــئ بمشاعــر الآخرين وحقوقهم .
لمثل هذه الأسبــــــــاب وغيرها نقول إن هــذا القـــــرار صائب ويجب علينا أن
ندافع عنه.
4.
Teks (النص)
a.
Pengertian
Teks
Teks ( nash )
adalah contoh interaksi lingual tempat masyarakat secara nyata/aktual
menggunakan bahasa. Halliday berpendapat bahwa teks adalah suatu pilihan
semantik dalam konteks sosial, suatu cara pengungkapan makna melalui bahasa
lisan atau tulis. Pilihan semantis selalu terkait dengan konteks sosial yang
sering bersifat determinatif. Menurut Halliday, ada 3 elemen penting dalam teks
yang terdiri dari: [21]
-
Teks sebagai proyeksi makna
Halliday berpandangan bahwa sebuah teks selain
dapat direalisasikan dalam level-level sistem lingual yang lebih rendah seperti
sistem-sistem leksikogramatis dan fonologis juga merupakan realisasi dari level
yang lebih tinggi dari interpretasi, kesastraan, sosiologis, dan sebagainya
yang dimiliki oleh teks itu. Level-level yang lebih rendah ini memiliki
kekuatan untuk memproyeksikan makna level yang lebih tinggi.
-
Teks sebagai proses sosiosemantis
Halliday berpendapat bahwa dalam arti yang
sangat umum sebuah teks merupakan sebuah peristiwa sosiologis, sebuah
perjumpaan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang saling
dipertukarkan. Setiap anggota masyarakat akan saling mengkonsumsi makna yang
dipertukarkan. Individu-individu sebagai anggota masyarakat adalah seorang
pemakna terhadap fakta-fakta semiotik itu. Melalui pemaknaan antarindividu ,
realitas sosial diciptakan, dijaga dalam urutan yang baik, dan secara terus
menerus disusun juga dimodifikasi.
-
Situasi sebagai faktor penentu teks
Menurut Halliday, makna diciptakan oleh sistem
sosial dan dipertukarkan oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks.
Makna tidak diciptakan dalam keadaan terisolasi dari lingkunganya. Seaneh
sebuah bentuk bahasa apabila dapat dipahami orang lain , maka bentuk bahasa itu
hakikatnya adalah sosial. Bahkan secara tegas dirumuskan oleh Halliday bahwa “
makna adalah sosial “. Individu yang menghasilkan dan mengkosumsi teks pada
hakikatnya adalah manusia sosial.
Menurut Abdul Chaer teks adalah satuan bahasa
yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal
tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam teks
itu terdapat konsep, gagasan pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami
oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa
keraguan apapun.[22]
أنواع
النصوص في اللغة العربية وخصائصها[23]
|
النصوص
غير الأدبية
|
النصوص
الأدبية
|
|
- النص
المعلوماتي .
- النص
السردي .
- النص
التفسيري .
- النص
الإرشادي
- النص
الإقناعي
- النص
النقاشي
|
نصوص شعرية.
-نصوص نثرية
أ -قصة.
ب - مسرح.
ج- مقالة.
د - رواية.
|
-
المثال
من النصوص غير الأدبية ( النص
الإرشادي : فى اداء العمرة )
اولا : أَحْرِمْ
بِنيَّة الْدُّخُولِ فِيْ الْعُمْرَةِ حيثُ يُحْرِمُ الْذَّكَرُ فِي إِزَارٍ
وَرِدَاءٍ مِنْ غَيْرِ الْمَخِيْطِ ، وَتُسَنُّ الْتلْبِيَةُ بَعْدَ الإحْرَامِ
وَيَرْفَعُ بِهَا الْرِّجَالُ أَصْوَاتَهُمْ , أَمَّا الْنِّسَاءُ فَيخْفِضنَ
أَصْوَاتَهُنَّ بِهَا.
ثانيا : ـ طُفْ سَبْعَةَ
أَشْوَاطٍ حَوْلَ الْكَعْبَةِ بدءاً
مِنْ أَمَامِ الْحِجْرِ الأسْوَدِ وانتهاءً بِهِ . جاعلاً الْكَعْبَةَ عَنْ
يَسَارِك في أَثْنَاءِ الطوافِ
.يُسَنُّ لِمَنْ يَطَّوفُ أَنْ
يَسْتَلِمَ الْحَجَرَ الأسْوَدَ وَيُقَبِّلَهُ عِنْدَ
مُرُوْرِهِ بِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ اسْتَلَمَهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَشَارَ إِلَيْهِ، يُسَنُّ لِمَنْ يَطوفُ أَنَْ يَقُوْلَ بَيْنَ الْرُّكْنِ الْيَمَانِيّ وَالْحَجَرِ الأسْوَدِ : " رَبَّنَا آَتِنَا فِيْ الْدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ الْنَّارِ". ( سورة البقرة ، آية ( ٢٠١ )
مُرُوْرِهِ بِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ اسْتَلَمَهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَشَارَ إِلَيْهِ، يُسَنُّ لِمَنْ يَطوفُ أَنَْ يَقُوْلَ بَيْنَ الْرُّكْنِ الْيَمَانِيّ وَالْحَجَرِ الأسْوَدِ : " رَبَّنَا آَتِنَا فِيْ الْدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ الْنَّارِ". ( سورة البقرة ، آية ( ٢٠١ )
ثالثا : صَلِّ
عِنْدَ الْمَقَامِ, عِنْدَ
الْمَقَامِ أَنَّ يَتْلُوَ قَوْلَهُ تَعَالَى" : وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ
إِبْرَاهِيْمَ مُصَلّىً"
يُسَنُّ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُعْتَمِرُ رَكْعَتَيْنِ خَلْفَ الْمَقَامِ بَعْدَ الطَوَافِ، يَقْرَأُ فِيْ الأولى سُوْرَة" الْكَافِرُوْنَ" وَفِيْ الْثَّانِيَةِ سُوْرَةَ الإخْلاصِ، وَيُسَنُّ بَعْدَهَا الْشُّرْبُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ
يُسَنُّ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُعْتَمِرُ رَكْعَتَيْنِ خَلْفَ الْمَقَامِ بَعْدَ الطَوَافِ، يَقْرَأُ فِيْ الأولى سُوْرَة" الْكَافِرُوْنَ" وَفِيْ الْثَّانِيَةِ سُوْرَةَ الإخْلاصِ، وَيُسَنُّ بَعْدَهَا الْشُّرْبُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ
رابعا : ـ
اسْعَ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ بَيْنَ الْصَّفَا وَالْمَرْوَةِ,
بادئاً مِنْ
الْصَّفَا وَمُنتهياً بِالْمَرْوَةِ .
ويُسَنُّ إِذَا وَصَلَ الْسَّاعِي بَيْنَ الْعَلَمَيْنِ الأَخْضَرَيْنِ أَنْ
يُسْرِعَ فِيْ الْمَشْيِ ، بِشَرْطِ ألا يُضَايِقَ غَيْرَه
مِنْ الْسّاعِينَ ، أَمَّا فِيْ بَقِيَّةِ الْمَسْعَى فَإِنَّهُ يَمْشِي مَشْيَاً عَادِيّاً
مِنْ الْسّاعِينَ ، أَمَّا فِيْ بَقِيَّةِ الْمَسْعَى فَإِنَّهُ يَمْشِي مَشْيَاً عَادِيّاً
خامسا : احَلقْ شَعْرَ الْرَّأْسِ, حَلْقُ شَعْرِ الْرَّأْسِ أَفْضَلُ مِنْ تَقْصِيْرِهِ؛ لأنهُ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا لِلْمُحَلِّقِيْنَ ثَلاثَا وَدَعَا لِلْمُقَصِّرِيْنَ مَرَّةً وَاحِدَةً
بَعْدَ
الْحَلْقِ أَوْ الْتَّقْصِيرِ يَتَحَلَّلُ الْمُعْتَمِرُ مِنْ إِحْرَامِهِ وَبِهِ
تَنْتَهِيَ مناسكُ عُمْرَتُهُ ، فَمَنْ أَحْسَنَ أَدَاءَهَا وَفْقَ خُطُوَاتِهَا
السَّلِيْمَةِ فَقَدْ أَفْلَحَ بِضِيَافَةِ الْرَّحْمَنِ ؛ مِصْدَاقَاً لِقَوْلِهِ
صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " الْغَازِيَ فِيْ سَبِيِلِ الْلَّهِ
وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ الْلَّهِ ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ
وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ.
-
المثال
من النصوص الأدبية ( عن القصة :
بالموضوع " سبق السيف العدل " )
قصة
هذا المثل انه كان لرجل من الاعراب اسمه ضبّة ابن يقال له سعيد فلقيه الحارث بن
كعب وكان على الغلام بردان فسأله الحارث اياهما فأبى عليه فقتله واخذ برديه فكان ان حج ضبة فوافى عكاظ فلقي بها الحارث بن كعب وراى عليه بردي ابنه سعيد فعرفهما فقال له:هل انت مخبري ما هذان البردان اللذان عليك؟ قال: لقيت غلاما وهما عليه فسألته: اياهما فأبى عليّ فقتلته واخذتهما. فقال ضبة: بسيفك هذا؟ قال: نعم قال: ارنيه فاني اظنه صارما فاعطاه الحارث سيفه فلما اخذه هزه وقال: الحديث ذو شجون ثم ضربه به فقتله فقيل له ياضبة: افي الشهر الحرام؟ قال: سبق السيف العدل… فذهبت عبارته مثلا.[24]
كعب وكان على الغلام بردان فسأله الحارث اياهما فأبى عليه فقتله واخذ برديه فكان ان حج ضبة فوافى عكاظ فلقي بها الحارث بن كعب وراى عليه بردي ابنه سعيد فعرفهما فقال له:هل انت مخبري ما هذان البردان اللذان عليك؟ قال: لقيت غلاما وهما عليه فسألته: اياهما فأبى عليّ فقتلته واخذتهما. فقال ضبة: بسيفك هذا؟ قال: نعم قال: ارنيه فاني اظنه صارما فاعطاه الحارث سيفه فلما اخذه هزه وقال: الحديث ذو شجون ثم ضربه به فقتله فقيل له ياضبة: افي الشهر الحرام؟ قال: سبق السيف العدل… فذهبت عبارته مثلا.[24]
5.
Uslub (أسلوب)
a.
Pengertian Uslub
Secara bahasa uslūb berarti jalan, cara, dan madzhab. Sedang
menurut istilah uslub adalah الطريقة
التى يتبعها الفرد فى التعبير عن أفكاره و مشاعره
(cara yang
dianut seseorang dalam mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaannya).[25] Menurut
Ahmad al Hasyimi uslūb adalah المعنى
الموضوع فى الالفاظ مؤلفة على صورة تكون أقرب لنيل الغرض المقصود من الكلام وأفعل
إلى نفوس سامعيه .
(suatu arti yang tertuang dalam kata-kata yang dirangkai dalam bentuk yang
dapat mendekatkan penerimaan pesan dan sasaran pembicaraan, dan lebih
menggerakan jiwa pada pendengarnya).[26] Ali al-Jarim
dan Musthafa Usman menyebutkan bahwa uslūb adalah makna yang terkandung
pada kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai
sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya.[27] Menurut H.
Mardjoko Idris, MA. uslūb adalah cara atau gaya bahasa yang dipakai oleh
seseorang dalam menuangkan pokok-pokok pikiran dan perasaanya melalui untaian
kata, dan ditujukan kepada para pembaca dan pendengarnya. Dengan kata lain,
setiap uslub mengandung beberapa unsur. Pertama, pikiran atau perasaan yang
ingin disampaikna kepada orang lain, kedua kata-kata yang menunjukan arti, dan
ketiga cara menyampaikan atau gaya bahasa yang digunakan[28] Dari berbagai
definisi tersebut diatas bahwa uslūb adalah cara berbicara yang
digunakan oleh pembicara dalam menyusun pembicaraannya dan memilih
kosakatanya dengan suatu maksud
tertentu.
والأسلوب نوعان :
الاول
: الأسلوب العلمى ، إظهار الحقيقة وتجليتها للسامع والقارئ، ويمتاز بالوضوح
والدقة والتحديد والترتيب المنطقى باستخدام البراهين والأدلة. وكذالك بعد عن
التأنق والمبالغة عن الخيال باستخدام المصطلحات العلمية المتصلة بالموضوع. المثال :
عندما تدخل هذا القصر ترى أمامك بركة
كبيرة، يزيد إتساعها عن مائة متر طولا وفى مثلها عرضا، وحولها سور متوسط الإرتفاع يستطيع الإنسان أن يجلس على
حافته ويرى ماء البركة الذى يتدفق إليها بشدة من النهر المجاور وهو ماء صاف لا
يحجب قرار البركة عن العين.
الثانى : الأسلوب الأدبى ، إثارة عاطفة
السامع أو القارئ، والتأثير فى نفسه. و يمتاز باختبار الألفاظ والتأنق والمبالغة
فى التعبير، والعناية بالصور الخيالية، والحرص على موسيقى العبارة وجرس الألفاظ.
المثال :
تنصب فيها وفود الماء معجلة، كالخيل
خارجة من حبل مجريها، كأنما الفضة البيضاء سائلة، من السبائك تجرى فى مجاريها ، فحاجب الشمس أحيانا يضاحكها، وريق
الغيث أحيانا يباكيها، إذا النجوم تراءت فى جوانبها، ليلا حسبت سماء ركبت فيها.
الأسلوب
باعتبار الشكل
والأسلوب
باعتبار الشكل ينقسم إلىى قسمين :
اول
: الأسلوب الأدبى شعرا , مثل : ذات صوت تهزه كيف شاءت ـ مثلما هزت اصبا غصن بان.
يتثنى فينفض الطل عنه ـ فى تثنيه مثل حب الجمان. جهورى بلا جفاء على السمع ـ مشوب
بغنة الغزلان.
ثانى : الأسلوب الأدبى نثرا فنيا , مثل : حين تهيأت
للشدو’ ووقفت للغناء, تعلقت بها العيون , وتطاولت إليها الأعناق , وأرسلت صوتا
سماويا صافح الأذان , وناجى القلوب وسبح بالأرواح فى عالم النشوة والسحر.
عناصر الأسلوب
إذا
وضعت الإبرة المغناطيسية بحيث كانت بعيدة عن المواد المغناطسية فإنها تستقر دائما
بحيث يتجه أحد قطبيها نحو الشمال الجغرافى تقريبا ويسمى قطبا شماليا. والقطب الأخر
يتجه نحوالجنوب الجغرافى تقريبا ويسمى قطبا جنوبيا او با حثا عن الجنوب. قال البحترى فى وصف الربيع :
أتاك الربيع الطلق يحتال ضاحكا ، من الحسن حتى كاد
أن يتكلما - وقد نبه النيروز فى غسق
الدجى، أوائل ورد كنّ بالأمس نوّما – يتفتقها برد الندى فكأنما – يبث حديثا كان
قبل مكتما.
الأفكار
التى توضح إتجاه الإبرة المغناطسية بأحد طرفيها نحو الشمال وبالطرف الاخر نحو
الجنوب. العبارة
المكونة من ألفاظ وكلمات حملت الفكرة إلى عقولنا ففهمناها.
وأم
الأسلوب الأدبى يشتمل على أربعة عناصر :
الأفكار
التى تبين بعض خصائص الربيع
العبارة
التى إختار الشاعر ألفاظها ونسقها فى نظام خاص
الصور
البيانية أو الخيالية التى إستعان بها الأديب لإيضاح أفكاره
الموسيقى
التى تشيع فى العبارة فنجعل لها زينا حلوا
للأسلوب
عناصر , فالأسلوب العلمى له عنصران هما : الأفكار والعبارة.
وام الأسلوب الأدبى فله اربعة عناصر , هي ,
الأفكار والعبارة والصور البيانية.[29]
C.
Penutup
Sebagai salah satu alat komunikasi, bahasa merupakan alat interaksi
antar manusia. Dimana struktur bahasa terdiri atas berbagai susunan berbahasa
seperti kata, kalimat, uslub, paragraf kemudian teks. Kata adalah suatu ujaran
( bahasa ) terkecil yang secara inhern memiliki sebuah makna yang disebut
dengan makna leksikal, makna denotasi, makna apa adanya, atau makna lugas. Dan
merupakan struktur terkecil dari kalimat yang menduduki salah satu fungsi dalam
kalimat, entah itu sebagai subjek, predikat, objek ataupun keterangan.
Sedangkan kalimat adalah kumpulan dari berbagai kata yang memiliki pola-pola
kata atau jumlah yang berupa lisan, atau tulisan dalam mengungkapkan suatu
gagasan secara utuh.
Kemudian paragraf adalah serangkaian kata, yang terkumpul dalam
kalimat sampai pada akhirnya kalimat – kalimat itu membentuk suatu alinea atau
yang disebut dengan paragraf. Kalimat – kalimat yang membentuk satu alinea dan
saling berkaitan untuk membentuk sebuah gagasan ( ide ), Dalam arti lain
paragraf adalah wacana mini. Dan didalamnya terdapat sebuah kalimat utama yang
berisi gagasan pokok. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam
mengungkapkan apa yang ada dalam benak mereka, termasuk bagaimana cara
mengungkapkan dan mengutarakan. Entah itu melauli tulisan syi’ir, lagu dan lain
sebagainya, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk itu. Dan itulah yang
dinamakan sebagai gaya bahasa atau biasa disebut uslub.
[1] Abdul Chaer, Linguistik Umum,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hlm. 1
[2]
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 37
[3] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm. 16
[4] Ibid, hlm. 18
[6]
Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al
Jurumiyah, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), hlm. 6
[7]
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),hlm. 44
[8] Sri Hapsari, dkk, Bahasa Indonesia
(Penulisan dan Penyajian Ilmiah), (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 53
[9] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 1
[10].Fuad Ni’mah, Mulakhos Qowaidul Lughoh Al
Arabiyyah, (Beirut: Dar Atsaqafah Al’arabiyah), hlm.19
[12]
Abdul Munip, Strategi dan Kiat
Menerjemahkan Teks bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Bidang Akademik, 2008), hlm. 83
[14]
Abdul Munip, Strategi dan Kiat
Menerjemahkan Teks bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Bidang Akademik, 2008), hlm. 105
[15]
Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Malang:
UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm 31
[16]
Sri Hapsari, dkk, Bahasa Indonesia (Penulisan dan Penyajian Ilmiah),
(Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 97
[17]
Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm.
27
[18]
Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk...,hlm. 33
[19]http://ar.wikipedia.org/wiki/%D9%81%D9%82%D8%B1%D8%A9_%28%D8%AA%D9%88%D8%B6%D9%8A%D8%AD%29
diakses tanggal 1 maret 2014
[21].
Santoso Anang, Studi Bahasa Kritis, Menguak
Bahasa Membongkar Kuasa, (Bandung: Sumber indah, 2012), hlm. 88
[22]
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2007), hlm 267
[26] Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah fi
al Ma’ani wa al Bayan wa al Badi’, (Mesir: al Maktabah at Tijariyah al
Kubra, 1960). hlm. 44
[27] Ali al-Jarim dan Musthafa Amin Al-Balaghah
al-Wadhihah, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1951), hlm. 12
[28] Marjoko Idris, Ilmu Balaghah Kajian Khusus
Uslub Jinās dan Iqtibas, (Yogyakarta: Teras, 2007) hlm. 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar