Jumat, 07 November 2014

Pengertian Umum tentang Kata (الكلمة), Kalimat (الجملة), Paragraf (الفقرة), Teks (النص), dan Gaya Bahasa (أسلوب)



A.  Pendahuluan
Dalam tugas sehari-hari, entah sebagai guru bahasa, sebagai penerjemah, sebagai pengarang, sebagai penyusun kamus, atau apapun yang berhubungan dengan bahasa, tentu kita akan menghadapi masalah-masalah linguistik, atau yang berkaitan dengan linguistik. Tanpa pengetahuan yang memadai mengenai linguistik mungkin kita akan mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas kita. Tetapi kalau kita memahami masalah-masalah linguistik, kita akan mendapat kemudahan dalam melaksanakan tugas itu.[1]
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika kita menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti, begitupun dengan bahasa Arab.  Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis atau mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Sebagai alat komunikasi atau alat interaksi antar manusia bahasa memiliki satuan atau satuan-satuan yang akan kita gunakan dalam penulisan karangan ilmiah atau karangan lain. Satuan-satuan kalau diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah kata, kalimat, paragraf, teks, dan uslub. Berikut akan dibicarakan satu persatu secara singkat

B.  Pembahasan
1.    Kata (الكلمة).
a.    Pengertian Kata (الكلمة).
Secara gramatikal kata mempunyai dua status. Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis. Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, kata dibentuk dari bentuk dasar (yang dapat berupa morfem dasar terikat maupun bebas, atau gabungan morfem) melalui proses morfologi afiksasi, reduplikasi, atau komposisi.[2]
Secara linguistik telah banyak definisi mengenai kata dibuat orang. Kata adalah suatu ujaran (bahasa) terkecil yang secara inhern memiliki sebuah makna yang disebut makna leksikal, makna denotasi, makna apa adanya, atau makna lugas. Sebagai contoh: kata pensil, makna leksikalnya atau makna lugasnya adalah sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang. Kata air makna leksikalnya adalah sejenis zat cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari.[3]  
Sebuah kata dapat menduduki salah satu fungsi didalam kalimat, entah sebagai subjek, predikat, objek, atau sebagai keterangan. Kata-kata biasanya dibedakan atas kata penuh (full word) dan kata fungsi (function word). Yang dimaksud dengan kata penuh adalah kata-kata yang secara inhern memiliki makna dan mempunyai kemungkinan menduduki salah satu fungsi kalimat.[4] Contoh:
Burung terbang tinggi
                 S            P         ket
              Nenek membaca komik kemarin
                S          P            O          Ket
Sedangkan yang dimaksud kata fungsi adalah kata-kata yang secara inhern tidak memiliki makna, kata-kata ini hanya memiliki fungsi dalam kalimat. Misalnya kata di pada kalimat berikut: Burung hinggap di batang pohon
                                                                S           P                  Ket
Dalam bahasa arab kata juga disebut dengan (الكلمة). Dalam kitab Jami’u Durus kata adalah:[5]
الكلمة : لفظ يدل على معنى مفرد . وهي ثلاثة أقسام : إسم و فعل و حرف
(Kata adalah lafadz yang menunjukan makna tunggal, ada tiga macam yaitu: isim, fi’il, dan hurf )
الإسم : ما دل على معنى فى نفسه غير مقترن بزمان    مثل خالد و فرس
(Sesuatu yang menunjukan makna terhadap dirinya sendiri tanpa disertai dengan keterangan waktu, contoh: kholid, faris)
الفعل : ما دل على معنى فى نفسه مقترن بزمان                  مثل  جاء و يجىء
(Sesuatu yang menunjukan makna terhadap dirinya sendiri disertai dengan keterangan waktu, contoh: telah datang, sedang datang)
الحرف : ما دل على معنى فى غيره.                             مثل هل و في و لم و على
(Sesuatu yang menunjukan makna apabila digabungkan dengan kalimat lainnya, contoh: apakah, didalam, belum, diatas)
Dalam kitab Jurumiyah terdapat tanda-tanda khusus untuk الإسم, الفعل, dan الحرف.[6]
فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بالخفض, وَالتَّنْوِينِ, وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّامِ, وَحُرُوفِ اَلْخَفْضِ
(Isim itu dapat diketahui dengan melalui khafad (huruf akhirnya dijerkan), tanwin, kemasukan alif lam dan huruf khafad)
Contoh:
حُرُوفُ اَلْقَسَمِ : والله, تالله ,بالله
دُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّامِ :المدرسة
حُرُوفِ اَلْخَفْضِ : الى المكتبة, من سوق, على المكتب
التَّنْوِينِ             : مسلماتٌ
بالخفض: كتاب الفقه


وَالْفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ, وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ
(Fi’il itu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, saufa, dan ta ta’nis yang disukunkan)
Contoh:

قَدْ : قد أفلح المؤمنون  
السِّينِ : سيقول السفهاء
تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ : كتبت فاطمة
سَوْفَ : سوف تعلمون

وَالْحَرْفُ مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ. 
(Huruf itu adalah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il)

2.    Kalimat (الجملة)
a.    Pengertian Kalimat
Sebelum membicarakan tentang pola-pola jumlah bahasa Arab, terlebih dahulu dikemukakan tentang pengertian kalimat dalam bahasa bahasa Indonesia dan pengertian الجملة dalam bahasa arab. Kalimat menurut Abdul Chaer adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi, bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi final yang merupakan syarat penting dalam pembentukan sebuah kalimat dapat berupa intonasi deklaratif, interogratif, imperatif, dll.[7]
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan diucapkan engan nada naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri inntonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital, diakhiri dengan titik, tanda tanya, tanda seru, dll. [8]
Dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului oleh senyapan dan diakhiri oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Dapat juga dikatakan, kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.[9]

Contoh: Ibu sedang memasak di dapur
                              S       P            O           K
Sedangkan pengertian الجملة adalah sebagai berikut:
الجملة هي كل ما تركب من كلمتين أو أكثر. و أفاد معنى تاما[10].  جملة وتسمى المركب الاسنادى ايضا :
 ما تألف من مسند ومسند اليه، نحو : العلم نور
المسند اليه : ما حكمت عليه بشيء.  المسند اليه هو الفاعل ونائبه المبتدأ وإسم الفعل الناقص و إسم الاحرف التى تعمل عمل ( ليس ) وإسم إن وأخواتها و إسم لاالنافية للجنس
المسند : ما حكمت به على الشيء. المسند هو الفعل واسم الفعل وخبر المبتدأ وخبر الفعل الناقص وخبر الاحرف التى تعمل عمل ( ليس ) وخبر إن واخواتها[11]
Contoh:
Bahasa Indonesia
العربية
Kejujuran adalah amanat
الصدق أمانة
Orang yang tekun akan bahagia
يفلح المجتهد

Pada contoh pertama kata الصدق adalah musnad ilaih (S) yang merupakan unsur jumlah yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan kata أمانة adalah musnadnya (P). Pada contoh kedua, kata يفلح adalah musnad (P), sedangkan kata المجتهد berfungsi sebagai musnad ilaih (S).
Dari penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rangkaian kata dalam bahasa Arab bisa disebut jumlah setidak-tidaknya terdiri dari dua kata yang masing-masing menduduki posisi musnad (P) dan musnad ilaih (S). Dengan demikian pengertian kalimat dalam bahasa Indonesia adalah identik dengan pengertian Jumlah dalam bahasa Arab.

b.   Klasifikasi Jumlah dalam Bahasa Arab
Dalam bahasa Indonesia, kalimat dapat dibagi menurut bentuk dan maknanya.
Dalam bahasa Arab, kalimat atau الجملة dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
Ø  Jumlah ditinjau dari bentuknya[12]
1.      Jumlah tunggal ( الجملة البسيطة )
Jumlah tunggal ( الجملة البسيطة ) adalah jumlah yang terdiri atas satu klausa, yaitu satuan gramatik yang terdiri paling sedikit predikat (P) dan subjek (S). Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur yang bukan inti seperti المفعول به atau objek (O) dan keterangan (K). Contoh :

اللغة العربية
النمرة
أبي                       أستاذ المدرسية الثانوية
المسند اليه ( المبتدأ)          المسند ( خبر مبتدأ)
١
محمد                        طالب ماهر             فى مدرسته
المسند اليه ( المبتدأ)        المسند ( خبر مبتدأ)
٢

. وتنقسم الجملة قسمين :[13]
 الجملة إسمية : وهي ااتى تبدأ باسم أو بضمير مثل : العلم نور – نحن مجاهدون .  
الجملة فعلية : وهي ااتى تبدأ بفعل مثل : حضر الرجل – يكتب الطالب
Ø الجملة الإسمية
Yaitu jumlah yang diawali dengan kata benda (الاسم), yang selanjutnya disebut dengan (المبتدأ), contoh pola الجملة الإسمية  antara lain adalah :
No
Bahasa Indonesia
اللغة العربية
النمرة
1
Sekolah ini     besar
    S          P
هذه المدرسة               كبيرة
المسند إليه ( المبتدأ )      المسند ( خبر المبتدأ )
١
2
Allah menciptakan langit dan bumi
  S             P
الله                  خلق للسموات والأرض
المسند إليه ( المبتدأ )    المسند ( خبر المبتدأ )
٢


Ø الجملة الفعلية
Yaitu jumlah yang diawali dengan kata kerja ( فعل ), yang selanjutnya disebut dengan musnad (P). Pola jumlah fi’liyah adalah sebagai berikut :
     الجملة الفعلية = الفعل ( المسند ) + الإسم ( المسند إليه / الفاعل )


Contoh :
1
Allah menerima taubat hamba-Nya
يقبل الله توبة العبد
۱
2
Umat islam sholat di masjid
يصلى المسلمون فى المسجد
۲
Ditinjau dari jenis kata kerjanya ( الفعل ), jumlah bahasa Arab ada yang menggunakan kata kerja transitif ( الفعل المتعدى )  dan kata kerja intransitif ( الفعل اللازم ) . jumlah yang menggunakan kata kerja transitif adalah yang membutuhkan adanya objek ( المفعول به )  . Contoh :  كتبت فاطمة الرسالة       
Sedangkan jumlah yang menggunakan kata kerja intransitif  ( الفعل اللازم ) adalah jumlah yang tidak membutuhkan المفعول به atau objek. Contoh : يذهب .المسلمون إلى المسجد
Selanjutnya jumlah tunggal juga dapat diperluas dengan menambahkan keterangan pada jumlah tersebut. Keterangan dalam bahasa Arab bisa berupa ظرف، مفعول مطلق، حال، مفعول لأجله  dan lain sebagainya. Contoh :
اللغة العربية
النمرة
     مات                    ابوه              ليلة العيد
المسند ( الفعل)       المسند اليه         ظرف الزمان
۱
صليت              وراء الإمام    
الفعل والفاعل     ظرف المكان
۲
وكلم            الله          موسى          تكليما
المسند   المسند اليه    المفعول به     مفعول مطلق
۳
وقفت                   وقفتين
الفعل والفاعل       مفعول مطلق
٤
رجع                   الحجاج                من المملكة العربية سالمين
المسند/ الفعل    المسند اليه/ الفاعل                  حال
٥
أخبر                احمد            الخبر           صحيحا
المسند/ الفعل   المسند اليه    المفعول به         حال
٦
قام            التلاميذ           إكراما لأستاذهم
المسند     المسند اليه           المفعول لأجله
٧

2.      Jumlah majemuk ( الجملة المركبة )
   Yaitu jumlah yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Ada dua jenis hubungan antar klausa dalam jumlah majemuk, yaitu hubungan koordinatif (setara) dan hubungan sub-koordinatif (bertingkat).
Ø  Jumlah majemuk setara ( الجملة المركبة )
Hubungan koordinatif ( setara ) terjadi jika klausa-klausa yang terdapat dalam jumlah majemuk itu masing-masing mempunyai kedudukan yang setara atau setingkat. Contoh :
يقرأ الأستاذ الدروس،       ويكتبها الطلاب على دفاترهم
   الجملة الأولى                       الجملة الثانية

Biasanya jumlah majemuk setara ditandai dengan konjungsi yang umumnya berupa حرف العطف seperti الفاء، الواو، بل، لكن، أم، أو، ثم dan lain sebagainya. Adapun pola jumlah majemuk setara adalah :
              الجملة الثانية + ( konjungsi ) حرف العطف + الجملة الأولى = الجملة المركبة
Ø  Jumlah majemuk bertingkat ( الجملة المعقدة )
Suatu gabungan klausa / jumlah dapat disebut jumlah majemuk bertingkat, jika diantara klausa-klausa tersebut terhadap hubungan yang bersifat sub-koordinatif (bertingkat). Dengan kata lain, jumlah majemuk bertingkat terdiri dari satu klausa ( الجملة الرئيسية ) atau lebih  الجملة غير رئيسية ) . Contoh :تعلم أن الإنسان حيوان ناطق
Ø  Jumlah ditinjau dari maknanya[14]
1.      Jumlah khabariyah
Pengertian jumlah khabariyah adalah:
فا الخبر ما يصح أن يقال لقا ئله انه صادق أو كاذب, فإن كان الكلام مطابقا للواقع كان قائله صادق, وإن كان غير مطابقا له كان قائله كاذب.
Dengan kata lain, jumlah khabariyah adalah jumlah yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Contoh: رأيت ان أحمد قد ذهب الى يوكياكرتا
Ditinjau dari keadaan mukhotob/ pendengar/ pembaca, ada tiga jenis jumlah khabariyah, yaitu:
Ibtidaiyah

لا ينبغى لنا ان نكره غيرنا
Thalabiyah

قد أفلح المؤمنون الذي هم فى صلاتهم خاشعون

Inkariyah

لتبلون فى أموالكم و أنفسكم


2.      Jumlah Insyaiyyah
Pengertiannya adalah:
الإنشاء مالا يصلح أن يقال لقا ئله انه صادق فيه كاذب
Pernyataan dari seorang penutur yang tidak perlu baginya untuk dikatakan bahwa dia benar atau bohong dalam penyataan itu.
Contoh : يا بنى ! تعلم حسن الإستماع كما تتعلم حسن الحديث
Selanjutnya, jumlah insyaiyyah dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
Insya Thalabiy
أطلبواالعلم ولو بالصين
Insya Ghoiru Thalabiy
ما أحسن العلم

3.    Paragraf (الفقرة)
a.      Pengertian Paragraf[15]
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dari kata latin a linea yang berarti “mulai dari garis baru”. Kata Inggris paragraph terbentuk dari kata yunani, para yang berarti sebelum, dan grafein berarti menulis atau menggores. Dulu kata ini adalah sebuah nama untuk tanda yang diletakkan didepan garis sebagai ciri awal paragraf. Paragraf adalah sebuah wacana mini atau satuan bentuk bahasa yang biasanya hasil penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan panjang ada pada paragraf.
 Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan (ide). Dalam hierarki kebahasaan paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf juga dapat disebut wacana mini. [16]Menurut Abdul Chaer paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintaksis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis artinya, didalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Secara sintaksis berarti didalam paragragf itu terdapat sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok ditambah dengan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama.[17]

b.      Jenis-jenis paragraf[18]
Berdasarkan letak kalimat topiknya, paragraf dapat dibagi menjadi : paragraf deduksi, paragraf induksi, paragraf kombinasi, paragraf penuh. Sedangkan jenis paragraf menurut sifat isinya atau berdasarkan bentuk pengembangannya adalah, Paragraf argumentasi, Paragraf  Persuasi, Paragraf Deskripsi, Paragraf Eksposisi, Paragraf narasi.
  Dalam bahasa Arab, pengertian paragraf adalah
الفقرة في اللغة هي الجزء الأجود من الكلام
الفقرة في النصوص اللغوية هي جزء من مقال أو من نص مكتوب.
هي مجموعة من الجمل المترابطة والمتسلسلة، التي تتناول فكرة رئيسية واحدة أو معنى من المعاني، أو هي مجموعة جمل مترابطه تعبر عن موضوع واحد أو جزء منه أو تكون جزءاً من مقالة تتكون من عدة فقرات ، أو جزءاً من بحث أو كتاب.[19]
الفقرة : قالب من التعبير الإنشائي تتألف من عدة جمل جيدة,وتتناول فكرة رئيسية واحدة,ويمكن أن تقوم الفقرة بذاتها عندما تتناول فكرة واحدة مستقلة .وتشكل الفقرة عصب التعبير بألوانه المتعددة وأشكاله المتنوعة,إذ هي تعد القاعدة الأساسية التي يبني عليها أي نشاط كتابي
عناصر بناء الفقرة:
-  الكلمة : اللبنة الأولى في هذا البناء
- الجملة: الوحدة البنائية الأساسية في عملية الكتابة .

البناء الداخلي لفقرة

الشكل الخارجي للفقرة :

أولاً : أن تكون محددة

 ثانياً : أن تكون مترابطة

 ثالثاً : أن تكون متسلسلة

ـــ الجملة الرئيسية (المفتاحية) :
الجملة الفرعية الداعمة
الجملة النهائية ( الختام )

أنواع الفقرة وحجمها : هناك عدة أنواع للفقرة , منها :

الأولى : الفقرة الوصفية ( تتناول وصف ما يتميز به الإنسان أو الحيوان أو الجماد أو نحو ذلك , وتعرض لحجم الموصوف ولونه وشكله  (.

الثانية : الفقرة السردية ( هي التي تكتب بأسلوب الحكاية والسرد القصصي , ويغلب عليها عادة تسلسل الأحداث وتتابعها , والترتيب الزمني للأفكار( .

الثالثة : الفقرة الاستدلالية والإقناعية ( تعتمد على إيراد الحجج والبراهين ؛ لإقناع المتلقي بأفكار الكاتب وآرائه التي يؤمن بها , ويدافع عنها( .[20]

c.       Contoh Paragraf
1.      Paragraf Deskriptif
" كان محمد ـ صلى الله عليه وسلم ـ وسيم الطلعة، ربعة في الرجال، ليس بالطويل البائن، ولا بالقصير المتردد، ضخم الرأس، ذا شَعرٍ رَجْلٍ شديدٌ سوادُه، مبسوطَ الجبينِ فوقَ حاجِبينِ سابِغَينِ منوَّنينِ متَّصِلَّين، واسعَ العينَين أدعَجهُما، تشوب بياضهما في الجوانب حمرة خفيفة وتزيد في قوة جاذبيّتهما وذكاء نظرتهما؛ أهدابٌ طوال حَوَالِك، مُستَوِي الأنف دقيقه، مفلَّج الأسنَانِ، كثَّ اللحية طويل العنقِ جميله، عريض الصدر، رَحب الساحتين، أزهر اللَّون، شَثْنُ الكفّين والقدمين ( أي غليظهما )، يسير ملقياً جسمه إلى الأمام مسرع الخطو ثابته، على ملامحه سيماء التفكير والتأمُّل، وفي نظرته سلطان الأمر الذي يخضع الناس لأمره".



2.      Paragraf Narasi
في الإجازة العطلة المدرسية الماضية أنا وأسرتي ذهبنا في رحلة إلى شاطئ البحر في قرية باجان لالانج. قبل أن ذهبنا إلى هناك أعددت الحوائج التي سنستخدمها في الشاطئ مثل المعدات الرياضية والخيم والمظلات والحصائر والأطعمة غير ذلك. لقد انضم إلى رحلتنا أقاربنا مثل أبناء وبنات أعمامي وعماتي وأخوالي وخالاتي من أجل اجتماع أسري بمناسبة الإجازة المدرسية الطويلة وذهبنا إلى هناك بالسيارات الخاصة لكل الأسرة. الشاطئ يبعد من بيتنا بحوالي خمسة وأربعين كيلومترا وغادرنا البيت في حوالي الساعة الثامنة صباحا ووصلنا إلى الشاطئ في الساعة التاسعة تماما واستغرقت الرحلة إلى هناك بحوالي ساعة واحدة فقط
3.      Paragraf Persuasif
إن قرار الحكومة بمنع التدخين في الأماكن العامة قرار صائـب، يجــب أن نحرص جميعاً على تطبيقه؛ فمثل هذا القرار يمكن أن يكون خطــوة أولى في سبيل محاربة هذه الآفة التي تفتك بنا ، وتستنزف أموالنا، كما أن التدخين في الأماكن العامة يعرّض صحة الآخرين للخطر ؛ فالمدخن يتجاهل تجاهـلاً مطلقاً حالة الآخرين الصحيّة ؛ فما ينفثه من سموم في أجواء الأمــاكن العامة يسمّم ما يستـنشقه الآخرون من هواء بقصد أو بدون قصد، ويحرمهم من حق التمتع بهواء نقيّ . إضافة إلى ذلك إنّ التدخيــــن في الأماكن العامــة انتهاك لحقوق الآخرين، لأن المدخن عندما يدخن في مثل هذه الأمـــــــاكن يكون قد استعمل مكاناً ليس من حقه في ممارسة نشاط خاص ، غير عابــئ بمشاعــر الآخرين وحقوقهم . لمثل هذه الأسبــــــــاب وغيرها نقول إن هــذا القـــــرار صائب ويجب علينا أن ندافع عنه. 

4.    Teks (النص)
a.      Pengertian Teks
Teks ( nash ) adalah contoh interaksi lingual tempat masyarakat secara nyata/aktual menggunakan bahasa. Halliday berpendapat bahwa teks adalah suatu pilihan semantik dalam konteks sosial, suatu cara pengungkapan makna melalui bahasa lisan atau tulis. Pilihan semantis selalu terkait dengan konteks sosial yang sering bersifat determinatif. Menurut Halliday, ada 3 elemen penting dalam teks yang terdiri dari: [21]
-          Teks sebagai proyeksi makna
Halliday berpandangan bahwa sebuah teks selain dapat direalisasikan dalam level-level sistem lingual yang lebih rendah seperti sistem-sistem leksikogramatis dan fonologis juga merupakan realisasi dari level yang lebih tinggi dari interpretasi, kesastraan, sosiologis, dan sebagainya yang dimiliki oleh teks itu. Level-level yang lebih rendah ini memiliki kekuatan untuk memproyeksikan makna level yang lebih tinggi.
-          Teks sebagai proses sosiosemantis
Halliday berpendapat bahwa dalam arti yang sangat umum sebuah teks merupakan sebuah peristiwa sosiologis, sebuah perjumpaan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang saling dipertukarkan. Setiap anggota masyarakat akan saling mengkonsumsi makna yang dipertukarkan. Individu-individu sebagai anggota masyarakat adalah seorang pemakna terhadap fakta-fakta semiotik itu. Melalui pemaknaan antarindividu , realitas sosial diciptakan, dijaga dalam urutan yang baik, dan secara terus menerus disusun juga dimodifikasi.
-          Situasi sebagai faktor penentu teks
Menurut Halliday, makna diciptakan oleh sistem sosial dan dipertukarkan oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks. Makna tidak diciptakan dalam keadaan terisolasi dari lingkunganya. Seaneh sebuah bentuk bahasa apabila dapat dipahami orang lain , maka bentuk bahasa itu hakikatnya adalah sosial. Bahkan secara tegas dirumuskan oleh Halliday bahwa “ makna adalah sosial “. Individu yang menghasilkan dan mengkosumsi teks pada hakikatnya adalah manusia sosial.
Menurut Abdul Chaer teks adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam teks itu terdapat konsep, gagasan pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun.[22]
أنواع النصوص في اللغة العربية وخصائصها[23]
النصوص غير الأدبية
النصوص الأدبية
- النص المعلوماتي .
-  النص السردي .
- النص التفسيري .
- النص الإرشادي
-  النص الإقناعي
- النص النقاشي
نصوص شعرية.
-نصوص نثرية
أ -قصة.
ب - مسرح.
ج- مقالة.
د - رواية.


-         المثال من النصوص غير الأدبية ( النص الإرشادي : فى اداء العمرة  )
اولا :  أَحْرِمْ بِنيَّة الْدُّخُولِ فِيْ الْعُمْرَةِ  حيثُ يُحْرِمُ الْذَّكَرُ فِي إِزَارٍ وَرِدَاءٍ مِنْ غَيْرِ الْمَخِيْطِ ، وَتُسَنُّ الْتلْبِيَةُ بَعْدَ الإحْرَامِ وَيَرْفَعُ بِهَا الْرِّجَالُ أَصْوَاتَهُمْ , أَمَّا الْنِّسَاءُ فَيخْفِضنَ أَصْوَاتَهُنَّ بِهَا.
ثانيا : ـ طُفْ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ حَوْلَ الْكَعْبَةِ  بدءاً مِنْ أَمَامِ الْحِجْرِ الأسْوَدِ وانتهاءً بِهِ . جاعلاً الْكَعْبَةَ عَنْ يَسَارِك في أَثْنَاءِ الطوافِ .يُسَنُّ لِمَنْ يَطَّوفُ أَنْ يَسْتَلِمَ الْحَجَرَ الأسْوَدَ وَيُقَبِّلَهُ عِنْدَ
مُرُوْرِهِ بِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ اسْتَلَمَهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَشَارَ إِلَيْهِ، يُسَنُّ لِمَنْ يَطوفُ أَنَْ يَقُوْلَ بَيْنَ الْرُّكْنِ الْيَمَانِيّ وَالْحَجَرِ الأسْوَدِ : " رَبَّنَا آَتِنَا فِيْ الْدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ الْنَّارِ". ( سورة البقرة ، آية ( ٢٠١ )
ثالثا : صَلِّ عِنْدَ الْمَقَامِ, عِنْدَ الْمَقَامِ أَنَّ يَتْلُوَ قَوْلَهُ تَعَالَى" : وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلّىً"
يُسَنُّ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُعْتَمِرُ رَكْعَتَيْنِ خَلْفَ الْمَقَامِ بَعْدَ الطَوَافِ، يَقْرَأُ فِيْ الأولى سُوْرَة" الْكَافِرُوْنَ" وَفِيْ الْثَّانِيَةِ سُوْرَةَ الإخْلاصِ، وَيُسَنُّ بَعْدَهَا الْشُّرْبُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ
رابعا : ـ اسْعَ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ بَيْنَ الْصَّفَا وَالْمَرْوَةِ, بادئاً مِنْ الْصَّفَا وَمُنتهياً بِالْمَرْوَةِ . ويُسَنُّ إِذَا وَصَلَ الْسَّاعِي بَيْنَ الْعَلَمَيْنِ الأَخْضَرَيْنِ أَنْ يُسْرِعَ فِيْ الْمَشْيِ ، بِشَرْطِ ألا يُضَايِقَ غَيْرَه
مِنْ الْسّاعِينَ ، أَمَّا فِيْ بَقِيَّةِ الْمَسْعَى فَإِنَّهُ يَمْشِي مَشْيَاً عَادِيّاً

خامسا : احَلقْ شَعْرَ الْرَّأْسِ, حَلْقُ شَعْرِ الْرَّأْسِ أَفْضَلُ مِنْ تَقْصِيْرِهِ؛ لأنهُ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا لِلْمُحَلِّقِيْنَ ثَلاثَا وَدَعَا لِلْمُقَصِّرِيْنَ مَرَّةً وَاحِدَةً

بَعْدَ الْحَلْقِ أَوْ الْتَّقْصِيرِ يَتَحَلَّلُ الْمُعْتَمِرُ مِنْ إِحْرَامِهِ وَبِهِ تَنْتَهِيَ مناسكُ عُمْرَتُهُ ، فَمَنْ أَحْسَنَ أَدَاءَهَا وَفْقَ خُطُوَاتِهَا السَّلِيْمَةِ فَقَدْ أَفْلَحَ بِضِيَافَةِ الْرَّحْمَنِ ؛ مِصْدَاقَاً لِقَوْلِهِ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " الْغَازِيَ فِيْ سَبِيِلِ الْلَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ الْلَّهِ ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ.
-       المثال من النصوص الأدبية ( عن القصة : بالموضوع " سبق السيف العدل " )
قصة هذا المثل انه كان لرجل من الاعراب اسمه ضبّة ابن يقال له سعيد فلقيه الحارث بن
كعب وكان على الغلام بردان فسأله الحارث اياهما فأبى عليه فقتله واخذ برديه فكان ان حج ضبة فوافى عكاظ فلقي بها الحارث بن كعب وراى عليه بردي ابنه سعيد فعرفهما فقال له:هل انت مخبري ما هذان البردان اللذان عليك؟ قال: لقيت غلاما وهما عليه فسألته: اياهما فأبى عليّ فقتلته واخذتهما. فقال ضبة: بسيفك هذا؟ قال: نعم قال: ارنيه فاني اظنه صارما فاعطاه الحارث سيفه فلما اخذه هزه وقال: الحديث ذو شجون ثم ضربه به فقتله فقيل له ياضبة: افي الشهر الحرام؟ قال: سبق السيف العدل… فذهبت عبارته مثلا.[24]

5.    Uslub (أسلوب)
a.    Pengertian Uslub
Secara bahasa uslūb berarti jalan, cara, dan madzhab. Sedang menurut istilah uslub adalah الطريقة التى يتبعها الفرد فى التعبير عن أفكاره و مشاعره (cara yang dianut seseorang dalam mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaannya).[25] Menurut Ahmad al Hasyimi  uslūb adalah المعنى الموضوع فى الالفاظ مؤلفة على صورة تكون أقرب لنيل الغرض المقصود من الكلام وأفعل إلى نفوس سامعيه . (suatu arti yang tertuang dalam kata-kata yang dirangkai dalam bentuk yang dapat mendekatkan penerimaan pesan dan sasaran pembicaraan, dan lebih menggerakan jiwa pada pendengarnya).[26] Ali al-Jarim dan Musthafa Usman menyebutkan bahwa uslūb adalah makna yang terkandung pada kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya.[27] Menurut H. Mardjoko Idris, MA. uslūb adalah cara atau gaya bahasa yang dipakai oleh seseorang dalam menuangkan pokok-pokok pikiran dan perasaanya melalui untaian kata, dan ditujukan kepada para pembaca dan pendengarnya. Dengan kata lain, setiap uslub mengandung beberapa unsur. Pertama, pikiran atau perasaan yang ingin disampaikna kepada orang lain, kedua kata-kata yang menunjukan arti, dan ketiga cara menyampaikan atau gaya bahasa yang digunakan[28] Dari berbagai definisi tersebut diatas bahwa uslūb adalah cara berbicara yang digunakan oleh pembicara dalam menyusun pembicaraannya dan memilih kosakatanya  dengan suatu maksud tertentu.
والأسلوب نوعان :
الاول  : الأسلوب العلمى ، إظهار الحقيقة وتجليتها للسامع والقارئ، ويمتاز بالوضوح والدقة والتحديد والترتيب المنطقى باستخدام البراهين والأدلة. وكذالك بعد عن التأنق والمبالغة عن الخيال باستخدام المصطلحات العلمية المتصلة بالموضوع.  المثال :
عندما تدخل هذا القصر ترى أمامك بركة كبيرة، يزيد إتساعها عن مائة متر طولا وفى مثلها عرضا، وحولها سور   متوسط الإرتفاع يستطيع الإنسان أن يجلس على حافته ويرى ماء البركة الذى يتدفق إليها بشدة من النهر المجاور وهو ماء صاف لا يحجب قرار البركة عن العين.
الثانى : الأسلوب الأدبى ، إثارة عاطفة السامع أو القارئ، والتأثير فى نفسه. و يمتاز باختبار الألفاظ والتأنق والمبالغة فى التعبير، والعناية بالصور الخيالية، والحرص على موسيقى العبارة وجرس الألفاظ. المثال :
تنصب فيها وفود الماء معجلة، كالخيل خارجة من حبل مجريها، كأنما الفضة البيضاء سائلة، من السبائك تجرى فى  مجاريها ، فحاجب الشمس أحيانا يضاحكها، وريق الغيث أحيانا يباكيها، إذا النجوم تراءت فى جوانبها، ليلا حسبت   سماء ركبت فيها.
الأسلوب باعتبار الشكل
والأسلوب باعتبار الشكل ينقسم إلىى قسمين :
اول : الأسلوب الأدبى شعرا , مثل : ذات صوت تهزه كيف شاءت ـ مثلما هزت اصبا غصن بان. يتثنى فينفض الطل عنه ـ فى تثنيه مثل حب الجمان. جهورى بلا جفاء على السمع ـ مشوب بغنة الغزلان.
ثانى : الأسلوب الأدبى نثرا فنيا , مثل : حين تهيأت للشدو’ ووقفت للغناء, تعلقت بها العيون , وتطاولت إليها الأعناق , وأرسلت صوتا سماويا صافح الأذان , وناجى القلوب وسبح بالأرواح فى عالم النشوة والسحر.
عناصر الأسلوب
إذا وضعت الإبرة المغناطيسية بحيث كانت بعيدة عن المواد المغناطسية فإنها تستقر دائما بحيث يتجه أحد قطبيها نحو الشمال الجغرافى تقريبا ويسمى قطبا شماليا. والقطب الأخر يتجه نحوالجنوب الجغرافى تقريبا ويسمى قطبا جنوبيا او با حثا عن الجنوب. قال البحترى فى وصف الربيع :
أتاك الربيع الطلق يحتال ضاحكا ، من الحسن حتى كاد أن يتكلما -  وقد نبه النيروز فى غسق الدجى، أوائل ورد كنّ بالأمس نوّما – يتفتقها برد الندى فكأنما – يبث حديثا كان قبل مكتما.
الأفكار التى توضح إتجاه الإبرة المغناطسية بأحد طرفيها نحو الشمال وبالطرف الاخر نحو الجنوب. العبارة المكونة من ألفاظ وكلمات حملت الفكرة إلى عقولنا ففهمناها.
وأم الأسلوب الأدبى يشتمل على أربعة عناصر :
الأفكار التى تبين بعض خصائص الربيع
العبارة التى إختار الشاعر ألفاظها ونسقها فى نظام خاص
الصور البيانية أو الخيالية التى إستعان بها الأديب لإيضاح أفكاره
الموسيقى التى تشيع فى العبارة فنجعل لها زينا حلوا
للأسلوب عناصر , فالأسلوب العلمى له عنصران هما : الأفكار والعبارة.
 وام الأسلوب الأدبى فله اربعة عناصر , هي , الأفكار والعبارة والصور البيانية.[29]

C.    Penutup

Sebagai salah satu alat komunikasi, bahasa merupakan alat interaksi antar manusia. Dimana struktur bahasa terdiri atas berbagai susunan berbahasa seperti kata, kalimat, uslub, paragraf kemudian teks. Kata adalah suatu ujaran ( bahasa ) terkecil yang secara inhern memiliki sebuah makna yang disebut dengan makna leksikal, makna denotasi, makna apa adanya, atau makna lugas. Dan merupakan struktur terkecil dari kalimat yang menduduki salah satu fungsi dalam kalimat, entah itu sebagai subjek, predikat, objek ataupun keterangan. Sedangkan kalimat adalah kumpulan dari berbagai kata yang memiliki pola-pola kata atau jumlah yang berupa lisan, atau tulisan dalam mengungkapkan suatu gagasan secara utuh.
Kemudian paragraf adalah serangkaian kata, yang terkumpul dalam kalimat sampai pada akhirnya kalimat – kalimat itu membentuk suatu alinea atau yang disebut dengan paragraf. Kalimat – kalimat yang membentuk satu alinea dan saling berkaitan untuk membentuk sebuah gagasan ( ide ), Dalam arti lain paragraf adalah wacana mini. Dan didalamnya terdapat sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam mengungkapkan apa yang ada dalam benak mereka, termasuk bagaimana cara mengungkapkan dan mengutarakan. Entah itu melauli tulisan syi’ir, lagu dan lain sebagainya, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk itu. Dan itulah yang dinamakan sebagai gaya bahasa atau biasa disebut uslub. 


[1] Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hlm. 1
[2] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 37
[3] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm. 16
[4] Ibid, hlm. 18
[5] Mustofa Al Gulayaini, Jami’u Durus, (Beirut, Maktabah Al Asri, 1993), hlm 9
[6] Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al Jurumiyah, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), hlm. 6
[7] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),hlm. 44
[8] Sri Hapsari, dkk, Bahasa Indonesia (Penulisan dan Penyajian Ilmiah), (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 53
[9] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 1
[10].Fuad Ni’mah, Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arabiyyah, (Beirut: Dar Atsaqafah Al’arabiyah), hlm.19
[11] Mustofa Al Gulayaini, Jami’u Durus, (Beirut, Maktabah Al Asri, 1993), hlm 13.
[12] Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008), hlm. 83
[13] فؤاد النعمة, ملخص قواعد اللغة العربية,(بيروت: دار الثقافة الإسلامية,), ص. 19
[14] Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008), hlm. 105

[15] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm 31
[16] Sri Hapsari, dkk, Bahasa Indonesia (Penulisan dan Penyajian Ilmiah), (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 97
[17] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm. 27
[18] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk...,hlm. 33
[21]. Santoso Anang, Studi Bahasa Kritis, Menguak Bahasa Membongkar Kuasa, (Bandung: Sumber indah, 2012), hlm. 88
[22] Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hlm 267
[25] Ghufron Zainul Alim, Al Balaghah fi ‘ilmi al Bayan, (Gontor: Tri Murti, 1973), hlm. 4
[26] Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah fi al Ma’ani wa al Bayan wa al Badi’, (Mesir: al Maktabah at Tijariyah al Kubra, 1960). hlm. 44
[27] Ali al-Jarim dan Musthafa Amin Al-Balaghah al-Wadhihah, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1951), hlm. 12
[28] Marjoko Idris, Ilmu Balaghah Kajian Khusus Uslub Jinās dan Iqtibas, (Yogyakarta: Teras, 2007) hlm. 7
[29].  Ghufron Zainul Alim, Al Balaghah fi ‘ilmi al Bayan, (Gontor: Tri Murti, 1973), hlm. 1-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar