Bahasa Arab ( اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau
secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah
salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa
Semit dan berkerabat dengan bahasa
Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa
Arab memiliki lebih banyak penutur dari pada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun
bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang. Sebagai bahasa
pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur
Tengah dan Afrika
Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25
negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an.[1]
Bahasa Arab menarik
minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam
berasal dari bahasa Arab. Banyak universitas internasional dan beberapa sekolah
menengah internasional telah mengajarkan Bahasa Arab (Arabic as Foreign
Language). Bahasa Arab berkembang semakin luas dengan munculnya software,
siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online.
Bahasa Arab dikenal
sebagai bahasa yang sulit. “Bahasa Arab memberikan sejumlah tantangan bagi
mereka yang menggunakan bahasa Inggris,” kata Dr. Omran[2]. Tantangan
itu misalnya dari cara membacanya dari kanan ke kiri, bunyi hurufnya yang masih
terasa asing bagi pemakai bahasa Inggris dan tata bahasanya yang agak pelik.
A.
Sistem Pendidikan di Amerika
Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan ciri dari
sistem pemerintahan di sana yaitu federal dengan desentralisasi melalui
pemerintahan negara-negara bagian (states). Penanggung jawab utama
sistem pendidikan di sana adalah departemen pendidikan pemerintah federal di
Washington D.C, namun kegiatan sehari-hari didelegasikan penuh kepada
pemerintah setiap negara bagian yang kemudian mendelegasikannya lagi kepada
Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada
badan-badan penyantun college dan universitas.
Tugas dari Local Public Sschool Districts adalah mengawasi
sekolah-sekolah dasar dan menengah milik negara dalam kawasan sebesar kota atau
desa. Pada setiap district ini, badan pembuat kebijakan tertinggi adalah
Board of Education atau School Committee yang anggotanya biasanya
dipilih secara berkala, setiap dua atau tiga tahun, oleh para pemilih yang
berada dalam wilayah School Districts itu. Untuk menjadi calon anggota School
Districts tersebut, seseorang tidak perlu memiliki kualifikasi pendidikan
atau profesional tertentu. Yang terpenting adalah si calon adalah warga di
daerah yang menjadi cakupan School Districts tersebut dan mempunyai
kepedulian akan maju mundurnya Sistem pendidikan di daerahnya. Keberadaan School
Districts ini (semacam rayon, kalau di Indonesia) sangat memudahkan
penduduk AS termasuk pendatang seperti mahasiswa asing untuk menempuh
pendidikan yang bermutu karena terus dijaga kwalitasnya oleh School District,
murah (tidak ada uang sekolah dan sebagian besar fasilitas belajar dijamin),
dan aman (letak sekolah tidak jauh dari rumah, sehingga keberadaan siswa lebih
mudah diawasi).
Selain pemerintah, organisasi swasta dan kelompok keagamaan juga
boleh membuka sekolah dasar dan sekolah menengah di semua negara bagian.
Sekolah-sekolah swasta ini tidak berkait dengan School Districts setempat,
dan memperoleh kebebasan dalam mengembangkan sistem pendidikan yang
berbeda dengan yang telah ditetapkan pemerintah negara bagian. Boarding
school (sekolah dengan sistem asrama) adalah salah satu contoh dari jenis
sekolah yang dibuka organisasi swasta atau keagamaan. Sekitar 50%
sekolah-sekolah swasta di AS dimiliki oleh gereja Roma Katolik, dan 30% lagi
dibuka oleh berbagai kelompok keagamaan yang lain.[3]
Selain itu, ada dua macam sistem
pendidikan di Amerika, yaitu sekolah negeri dan swasta namun antara kedua
system tersebut ada juga pendidikan di rumah (Home Schooling).
Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local
control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas,
sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian
memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan
di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan
kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada
sekolah dan masyarakat di kabupaten.
Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di Amerika
ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut
dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada
tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam,
termasuk makan siang. Dalam setahun, hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi
dalam 4 kuartal yaitu 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara
6-7 jam pelajaran yaitu 45-55 menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90
menit yang disebut dengan (block).
Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni
bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan
sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state,
dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan
produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset
dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada
satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS[4]
B.
Pendidikan Islam di Amerika
. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sekarang mengalami kemajuan
pesat. Berbagai kawasan muslim kini tumbuh sedikitnya di sepuluh negara bagian
AS, seperti di California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan,
Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland. Jumlah Muslim
di AS saat ini sudah mengalahkan Episkopalian, Lutheran, Presbyterian, United
Church of Christ, dan agama lainnya. Populasi Muslim di Amerika Serikat saat
ini merupakan percampuran dari berbagai etnis, bahasa, ideology dan kelompok
religious. Warga Muslim Amerika Serikat pribumi telah terintegrasi penuh dengan
dengan masyarakat di Negara ini, semantara para pendatang baru mulai
beradaptasi dengan kehidupan di Amerika Serikat. Muslim di Amerika berkisar
dari sangat orthodox hingga yang moderat dan bahkan secular, menurut keyakinan
mereka masing-masing.
Para Umat Muslim di Amerika yang jumlahnya semakin bertambah juga
membutuhkan pendidikan. Meskipun sekolah Islam telah ada di Amerika sejak tahun
1930an, jumlahnya masih di bawah 60 pada tahun 1990an, namun lambat laun
sekolah sekolah islam di Amerika telah banyak tumbuh berdampingan dengan
sekolah lain. Mereka membangaun sekolah sekolah muslim yang dahulu hanya
merupakan tempat perkumpulan sesama umat muslim lain, atau bahkan hanya sebuah
masjid. Sekarang di negeri Paman Sam itu sudah berdiri sekitar 1.209 masjid.
Lebih dari 20 persen masjid Amerika memiliki sekolah penuh waktu. Sedangkan
sekolah-sekolah Islam kini sudah lebih dari 250 sekolah Islam, tiga perguruan
tinggi, 400 lembaga, sekitar 200.000 usaha dan lebih dari 200 penerbitan,
jurnal dan surat kabar mingguan.[5]
Menurut salah satu media online, salah satu sekolah
Islam yang terkenal di Amerika adalah Sekolah Noor-Ul-Iman di kampus Brunswick
Selatan. Kemudian dibagian New Jersey terdapat sekolah bernama Society of Central New Jersey,
yang memiliki sekolah parokial penuh waktu yang meliputi taman kanak-kanak
hingga sekolah dasar. Di daerah daerah new Jersey sendiri terdapat 17 sekolah
Islam yang telah bekerja penuh waktu layaknya sekolah sekolah di amerika pada
umunya.
Kemudian sekolah Islam juga tengah giat giatnya membangun kawasan pendidikan
Muslim di daerah Ibukota Negara seperti Washington D.C. Untuk mengetahui
tentang pendidikan Islam di Washinton D.C. , kita dapat melongok ke sebuah
sekolah di negara bagian Maryland yang tak jauh dari Virginia dan Washington
D.C. Sekolah tersebut adalah Al-Huda School Darus Salam berlokasi di 5301
Edgelwood Road, College Park, Maryland, 20740. Kepala sekolah. Sekolah Al-Huda
sendiri didirikan tahun 1995 dengan maksud untuk memberikan pendidikan kepada
anak didik agar ajaran Islam yang dipeluk tidak musnah ditelan situasi.
Pelajaran akhlak sangat ditekankan, guna mengantisipasi kebrutalan anak remaja
seperti terjadi di AS dalam penembakan terhadap guru atau teman sekolahnya.
Bahasa Arab diperkenalkan dengan penggunaan langsung dalam kehidupan sekolah.
Metode pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua sama dengan cara yang
dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Pada prinsipnya
kurikulum yang dipakai adalah standar yang diberlakukan di Kabupaten
Montgomery, ditambah dengan bahasa Arab, al-Quran, dan pelajaran keislaman
lainnya.
Sekolah Islam juga tidak identik dengan pewajiban para peserta didiknya
untuk menggunakan Jilbab atau penutup kepala, penulis menemukan sebuah sekolah
di Amerika yang menurut warga Amerika secara luas merupakan sekolah Paling
toleran mengenai peraturan yang diberlakukan. Yang lebih unik adalah bahwa
sekolah yang terletak di Pasadena, California itu memiliki peserta didik dan
tenaga pengajar yang bukan hanya dari kalangan muslim, tetapi juga banyak kalangan
non Muslim. Sekedar informasi, bahwa kelebihan sekolah New Horizon School itu
adalah mereka merupakan sekolah Islam pertama yang berdiri di Amerika Serikat
sejak 25 tahun lalu.
Semua fasilitas sekolah didanai dari orang-orang Islam sendiri.
Sebagai sekolah swasta, tak ada bantuan dana dari pemerintah, sehingga tiap
orang tua membayar kontribusi untuk SPP sebanyak $3.700. Karena itu gaji guru
lebih rendah dari pada guru di sekolah negeri, yaitu $ 22.000-$24.000 per
tahun.[6]
C.
Pembelajaran Bahasa
Arab di Amerika
Sekolah dasar Hamilton Heights di Harleem, New York, Amerika Serikat
(AS), mengajarkan bahasa Arab kepada siswanya. Pengajaran dilakukan diluar jam
sekolah tepatnya selama istirahat makan siang. “Saya bermain dan
bersenang-senang dengan sembari mempelajari bahasa Arab,” papar seorang guru,
Mohammed Mamdouh, seperti dikutip alarabiya.net, Selasa (29/5).
Pengajar lain, Fatima Shama, mengatakan, tujuan pendidikan bahasa
Arab ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak menjadi bagian dari masyarakat
global. Seperti diketahui, di sejumlah negara, begitu banyak pelajar yang
menguasai dua bahasa. “Kami harus memastikan mereka siap,” ucapnya.
Salah seorang orang tua siswa, Blamon Castro mengatakan program
pendidikan bahasa Arab merupakan peluang untuk menciptakan perubahan. “Mereka
(masyarakat Arab) adalah bagian dari Amerika. Saya pikir penting bagi anak-anak
untuk dapat berinteraksi dengan mereka,” paparnya.
Saat ini, hanya 14 persen pelajar AS yang menguasai dua bahasa. Di
Eropa, 80 persen dari pelajar menguasai dua bahasa. Sementara itu, pemerintah
AS sendiri mengharapkan para pelajar dan mahasiswa untuk menguasai dua bahasa
lain selain bahasa Inggris, yakni Arab dan Cina. Menurut pemerintah AS,
memiliki kemampuan bahasa Arab dan Cina sangat penting dalam meningkatkan daya
saing produk AS di pasar Internasional. (Alarabiya/Republika).[7]
Pada tahun
2000, bahasa di Timur Tengah terdiri hanya 2% dari semua kelas bahasa asing
yang ditawarkan di Amerika Serikat: 1,3% Ibrani dan 0,5% Arab (Cumming, 2001). Sejak serangan teroris 11 September 2001,
dan panggilan FBI mendesak untuk bahasa Arab, Pashto, dan Farsi penerjemah,
minat dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa tersebut telah meningkat secara
dramatis. Artikel ini terlihat pada keadaan
pengajaran bahasa Arab di Amerika Serikat saat ini dan menjelaskan beberapa
tantangan khusus untuk mengajar bahasa Arab dan pembelajaran yang dihadapi oleh
guru dan siswa.
Sedangkan
pengajaran bahasa Arab di sekolah dasar dan menengah hampir tidak biasa seperti
pengajaran bahasa-bahasa Eropa Barat seperti Spanyol, Perancis, dan Jerman,
telah ada peningkatan, terutama di sekolah swasta. Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Capital Resource Center Bahasa
Nasional
menemukan bahwa ada banyak program bahasa Arab di sekolah swasta dibandingkan
di sekolah umum atau piagam. Dari 37 program bahasa Arab terletak di seluruh 12 negara
yang disurvei, 22 berada di sekolah swasta, dari mereka, 21 adalah Muslim
sekolah swasta. Rata-rata jumlah guru bahasa
Arab di sekolah swasta adalah 5,5, sedangkan rata-rata untuk umum atau piagam
sekolah adalah 1,83. Sekolah-sekolah swasta
rata-rata kurang waktu instruksi Arab per minggu (3,9 jam dibandingkan dengan
5,28 jam di sekolah umum) tetapi siswa sekolah swasta menerima instruksi Arab
selama bertahun-tahun lebih berturut-turut (8,9 dibandingkan 4,5 untuk sekolah
umum). Sebagian besar sekolah yang disurvei
mengajarkan Standard modern Arab (Johnson & Greenstreet, 2003).
Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) Universitas
West Virginia, Amerika Serikat, membuka kursus bahasa Arab dan Islam tiap kamis
sore pukul 6-8 waktu setempat. Pengajar kursus dari Islamic Center Morgantown,
Imam Sohali Chaudry, mensyaratkan kursus ini tidak sebatas bagi kalangan
muslim, tapi terbuka untuk umum. “Pastinya Gratis”, ujarnya seperti dikutip thedaonline.com
Mereka yang telah mendaftar akan
mempelajari bahasa Arab pada jam pertama. Pada jam kedua, mereka akan
mempelajari studi Islam. Untuk kursus bahasa Arab, pada setengah jam pertama,
peserta akan difokuskan pada belajar membaca dan menulis huruf arab. Setengah
jam kedua, peserta diajarkan kosakata dan tata bahasa. “Konsep yang dibangun
dalam kursus bahasa Arab adalah interaktif. Harapannya, peserta dengan mudah
memahami kosakata dengan cepat,”ungkapnya.
Professor limguistik dan bahasa Spanyol,
Juliana de la Mora, mengatakan, ia tertarik dengan bahasa arab.”Dengan belajar
bahasa Inggris, saya dapat menatap dunia. Dengan belajaer bahasa Ara, saya
mengharapkan hal yang sama,”katanya. Dosen bahasa Spanyol, Catalina Mendez,
mengatakan ketertarikannya untuk belajar bahasa arab dengan penutur asli.”saya
akan lebih cepat mencerna mempelajari sebuah bahasa melalui guru yang
keseharian belajar bahasa itu,”paparnya.[8]
D.
Minat Belajar Bahasa Arab di Amerika Meningkat
Jumlah warga Amerika Serikat yang mempelajari bahasa Arab terus
meningkat. Demikian menurut survei Modern Language Association terbaru, yang
mengungkap pendaftaran untuk belajar bahasa Arab naik pesat hingga lebih dari
dua kali lipat. Bahkan bahasa Arab kini menjadi salah satu dari 10 bahasa asing
yang paling banyak dipelajari di AS. Lebih dari 100
juta orang di seluruh dunia menggunakan bahasa Arab. "Bahasa Arab juga
merupakan bahasa persatuan dari seluruh negara yang tergabung dalam Liga Arab,”
tambah Dr. Bergman.
Menurut Persatuan Pengajar Bahasa Arab di Amerika Serikat (AATA),
peran strategis Timur Tengah dari segi produksi energi, perekonomian dan
keamanan mendorong minat warga AS mempelajari bahasa Arab. "Bahasa Arab
juga adalah salah satu dari enam bahasa-bahasa resmi PBB. Oleh karena itu, diakui
sebagai bahasa tingkat dunia," ujar Presiden AATA Elizabeth Bergman, ahli
bahasa Arab di Universitas Miami di kota Oxford, Ohio.[9]
Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang sulit. “Bahasa Arab memberikan
sejumlah tantangan bagi mereka yang menggunakan bahasa Inggris,” kata Dr.
Omran.Tantangan itu misalnya dari cara membacanya dari kanan ke kiri, bunyi
hurufnya yang masih terasa asing bagi pemakai bahasa Inggris dan tata bahasanya
yang agak pelik.
Dr Omran sudah lebih dari 20 tahun mengajar bahasa Arab bagi
mahasiswa Amerika. Ia mengatakan, dengan sedikit kerja keras dan komitmen,
setiap orang bisa cepat menguasai bahasa Arab dan lancar bicara dengan
menggunakan bahasa itu.Namun menurut Dr. Michael Cooperson yang sudah mengajar
bahasa Arab di sejumlah universitas bergengsi di AS seperti Harvard dan UCLA,
tingkat kesulitan belajar bahasa Arab tergantung pada bahasa yang sering
dipakai oleh mahasiswa bersangkutan. “Jika bahasa yang selalu digunakan
berdialek sama dengan bahasa Arab, ini menguntungkan. Termasuk jika sebelumnya
ada sudah biasa bicara dengan bahasa Hebrew atau bahasa Semit lainnya,” kata Dr
Cooperson.
Namun menurut Dr. Bergman, “Bahasa Arab sebenarnya tidak
sulit. Tetapi bagi seorang penutur bahasa Inggris Amerika, tantangan yang
dihadapi dalam mempelajari bahasa ini adalah bukan saja karena harus menguasai
beragam gaya bahasa Arab klasik, yang adalah bahasa Al-Qur’an, tetapi juga
perlu menguasai bahasa hidup sehari-hari, yang memang berbeda dalam banyak
hal.”
Organisasi AATA yang berbasis di Birmingham, Alabama, bertujuan
memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara para pengajar bahasa Arab, serta
mempromosikan studi, penelaahan, penelitian dan pengajaran di bidang ilmu
pedagogi bahasa dan kesusasteraan Arab[10].
Peranan Bahasa Arab yang cukup besar dalam dunia Internasional
membuat bahasa tertua ini banyak di pelajari hampir di setiap belahan dunia.
Hal itu disampaikan oleh native speaker Easy Arabic (EA),
Muhammad Arraby, ketika ditemui di ruangannya kemarin.
Dalam perbincangannya bersama Radar Bekasi, Arraby mengungkapkan
EA mengajarkan Bahasa Arab yang dipelajari juga di negara-negara maju seperti
Amerika, China, hingga Korea. ’’Di kampus-kampus di negera mereka mempelajari
Bahasa Arab, dan ada juga yang datang ke negara Teluk untuk kuliah di sana,
seperti di Damaskus,” kata mantan dosen Bahasa Inggris asal Mesir itu.
Kebutuhan penggunaan Bahasa Arab dalam dunia internasional membuat
orang tertarik untuk mempelajarinya. Dimana bahasa tersebut biasa digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam urusan hubungan kerja sama perekonomian, dan
karir bisnis. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan penggunaan Bahasa Arab tidak
terbatas dari segi agama saja, semua orang bisa mempelajarinya meskipun tidak
beragama islam. Seperti di negara Amerika misalnya, mahasiswa yang mengambil
fakultas bahasa dan menekuni Bahasa Arab memiliki motivasi lain untuk belajar.
Mereka belajar karena mencintai bahasa, atau kerena ingin tahu
lebih dalam tentang kebudayaan Bangsa Arab dan Islam. ’’Bahkan sekarang ini
Bahasa Arab sudah masuk dalam kurikulum sekolah negeri di Amerika dan
disediakan program beasiswa,” pungkasnya.
’’Sekarang bukan saja di Amerika, di Cina saja stasiun televisinya
sudah menyediakan program berita yang menggunakan Bahasa Arab dan pembawa
acaranya juga orang Cina yang sudah pandai berbahasa arab,” katanya.[11] Peran
strategis Timur Tengah dari segi produksi energi, perekonomian dan keamanan
mendorong minat warga AS mempelajari bahasa Arab. Salah satu tantangan dalam
mempelajari bahasa Arab adalah beragamnya gaya bahasa Arab, mulai dari Arab
klasik seperti yang tertulis di Al-Quran hingga berbagai dialek bahasa Arab
modern.
E. Bahasa Arab untuk Militer Amerika
Beberapa
mass media negara Zionis menyebutkan, sejumlah universitas di Amerika baru-baru
ini mulai mengajarkan materi Bahasa Arab kepada para mahasiswanya yang ingin
melamar pekerjaan sebagai perwira militer atau seorang diplomat. Ini merupakan
realisasi dari pandangan pemerintah Amerika yang menilai wajib mengenal ‘bahasa
musuh.!?’. Situs berita ‘News Forest Class’ yang terbit di Israel
menyiratkan, Minnesota State University baru-baru ini mengumumkan telah membuka
kesempatan bagi pengajaran bahasa Arab. Sebelumnya, dua universitas yaitu
Wisconsin Lutheran College dan Illinois College juga telah memberlakukan hal
yang sama.
Situs
itu menyebutkan, para mahasiswa Amerika masih menganggap sebab diajarkannya
bahasa Arab dalam kurikulum akademik semata karena ia adalah bahasa ‘musuh’. Seperti
diketahui, kongres Amerika telah mengesahkan pencairan dana sebesar setengah
juta dolar untuk mendukung program ‘al-Waha’, yang khusus untuk pengajaran
bahasa Arab. Situs itu juga menyiratkan, presiden Amerika, George W Bush telah
menegaskan dalam beberapa statementnya baru-baru ini, “Kita butuh para perwira
intelijen agar mengetahui apa yang mereka katakan dalam bahasa Arab.”
Lebih lanjut situs itu mengatakan,
saat ini bahasa Arab dipelajari secara khusus oleh para mahasiswa yang sedang
menjalani dinas kemiliteran karena kebutuhan mendesak akan para penerjemah di
Iraq. Situs itu menambahkan, pasukan Amerika memberikan insetinf sebesar 10
ribu dolar kepada prajuritnya yang mahir berbahasa Arab dan beberapa bahasa
timur tengah lainnya. Situs itu juga menyingkap, di universitas California, Los
Angeles sangat sedikit sekali para mahasiswa yang mau belajar bahasa Arab.
Mereka lebih memilih menghindarinya karena mengalami kesulitan untuk
mencernannya. (ismo/AS).[12]
F. Kesimpulan
Pembelajaran bahasa arab di Amerika lahir atau terjadi
tidak terlepas dari adanya perkembangan pendidikan islam di Amerika itu
sendiri. Perkembangan Islam di Amerika
Serikat sekarang mengalami kemajuan pesat. Para Umat Muslim di Amerika yang jumlahnya semakin
bertambah
juga membutuhkan pendidikan. Mereka membangaun sekolah-sekolah muslim yang dahulu hanya merupakan tempat perkumpulan sesama umat
muslim lain, atau bahkan hanya sebuah masjid. Salah satunya, Sekolah Al-Huda yang didirikan dengan maksud untuk
memberikan pendidikan kepada anak didik agar ajaran Islam yang dipeluk tidak
musnah ditelan situasi. Bahasa Arab disekolah ini diperkenalkan dengan
penggunaan langsung dalam kehidupan sekolah. Metode pembelajaran bahasa Arab
sebagai bahasa kedua sama dengan cara yang dipakai dalam pengajaran bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua. Selain pendidikan formal, Asosiasi
Mahasiswa Muslim (MSA) Universitas West Virginia, Amerika Serikat, membuka
kursus bahasa Arab dan Islam tiap kamis sore pukul 6-8 waktu setempat. Pengajar kursus dari Islamic Center
Morgantown, Imam Sohali Chaudry, mensyaratkan kursus ini tidak sebatas bagi
kalangan muslim, tapi terbuka untuk umum. Siswa yang belajar bahasa Arab akan
difokuskan pada belajar membaca dan menulis huruf arab. kemudian diajarkan
kosakata dan tata bahasa. Konsep yang dibangun dalam kursus bahasa Arab ini
adalah interaktif. Harapannya, peserta dengan mudah memahami kosakata dengan
cepat.
[2]
Dr Omran sudah
lebih dari 20 tahun mengajar bahasa Arab bagi mahasiswa Amerika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar