Jumat, 07 November 2014

Perkembangan Pendidikan Bahasa Arab di Amerika

Bahasa Arab ( اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur dari pada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang. Sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an.[1]

Bahasa Arab menarik minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam berasal dari bahasa Arab. Banyak universitas internasional dan beberapa sekolah menengah internasional telah mengajarkan Bahasa Arab (Arabic as Foreign Language). Bahasa Arab berkembang semakin luas dengan munculnya software, siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online.

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang sulit. “Bahasa Arab memberikan sejumlah tantangan bagi mereka yang menggunakan bahasa Inggris,” kata Dr. Omran[2]. Tantangan itu misalnya dari cara membacanya dari kanan ke kiri, bunyi hurufnya yang masih terasa asing bagi pemakai bahasa Inggris dan tata bahasanya yang agak pelik.



A.                Sistem Pendidikan di Amerika

Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan ciri dari sistem pemerintahan di sana yaitu federal dengan desentralisasi melalui pemerintahan negara-negara bagian (states). Penanggung jawab utama sistem pendidikan di sana adalah departemen pendidikan pemerintah federal di Washington D.C, namun kegiatan sehari-hari didelegasikan penuh kepada pemerintah setiap negara bagian yang kemudian mendelegasikannya lagi kepada Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada badan-badan penyantun college dan universitas.

Tugas dari Local Public Sschool Districts adalah mengawasi sekolah-sekolah dasar dan menengah milik negara dalam kawasan sebesar kota atau desa. Pada setiap district ini, badan pembuat kebijakan tertinggi adalah Board of Education atau School Committee yang anggotanya biasanya dipilih secara berkala, setiap dua atau tiga tahun, oleh para pemilih yang berada dalam wilayah School Districts itu. Untuk menjadi calon anggota School Districts tersebut, seseorang tidak perlu memiliki kualifikasi pendidikan atau profesional tertentu. Yang terpenting adalah si calon adalah warga di daerah yang menjadi cakupan School Districts tersebut dan mempunyai kepedulian akan maju mundurnya Sistem pendidikan di daerahnya. Keberadaan School Districts ini (semacam rayon, kalau di Indonesia) sangat memudahkan penduduk AS termasuk pendatang seperti mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan yang bermutu karena terus dijaga kwalitasnya oleh School District, murah (tidak ada uang sekolah dan sebagian besar fasilitas belajar dijamin), dan aman (letak sekolah tidak jauh dari rumah, sehingga keberadaan siswa lebih mudah diawasi). 
Selain pemerintah, organisasi swasta dan kelompok keagamaan juga boleh membuka sekolah dasar dan sekolah menengah di semua negara bagian. Sekolah-sekolah swasta ini tidak berkait dengan School Districts setempat, dan memperoleh kebebasan dalam mengembangkan sistem pendidikan yang berbeda dengan yang telah ditetapkan pemerintah negara bagian. Boarding school (sekolah dengan sistem asrama) adalah salah satu contoh dari jenis sekolah yang dibuka organisasi swasta atau keagamaan. Sekitar 50% sekolah-sekolah swasta di AS dimiliki oleh gereja Roma Katolik, dan 30% lagi dibuka oleh berbagai kelompok keagamaan yang lain.[3]

Selain itu, ada dua macam sistem pendidikan di Amerika, yaitu sekolah negeri dan swasta namun antara kedua system tersebut ada juga pendidikan di rumah (Home Schooling). Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas, sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten.

Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di Amerika ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam, termasuk makan siang. Dalam setahun, hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi dalam 4 kuartal yaitu 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara 6-7 jam pelajaran yaitu 45-55 menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90 menit yang disebut dengan (block).

Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state, dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS[4]



B.                 Pendidikan Islam di Amerika

. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sekarang mengalami kemajuan pesat. Berbagai kawasan muslim kini tumbuh sedikitnya di sepuluh negara bagian AS, seperti di California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland. Jumlah Muslim di AS saat ini sudah mengalahkan Episkopalian, Lutheran, Presbyterian, United Church of Christ, dan agama lainnya. Populasi Muslim di Amerika Serikat saat ini merupakan percampuran dari berbagai etnis, bahasa, ideology dan kelompok religious. Warga Muslim Amerika Serikat pribumi telah terintegrasi penuh dengan dengan masyarakat di Negara ini, semantara para pendatang baru mulai beradaptasi dengan kehidupan di Amerika Serikat. Muslim di Amerika berkisar dari sangat orthodox hingga yang moderat dan bahkan secular, menurut keyakinan mereka masing-masing.


Para Umat Muslim di Amerika yang jumlahnya semakin bertambah juga membutuhkan pendidikan. Meskipun sekolah Islam telah ada di Amerika sejak tahun 1930an, jumlahnya masih di bawah 60 pada tahun 1990an, namun lambat laun sekolah sekolah islam di Amerika telah banyak tumbuh berdampingan dengan sekolah lain. Mereka membangaun sekolah sekolah muslim yang dahulu hanya merupakan tempat perkumpulan sesama umat muslim lain, atau bahkan hanya sebuah masjid. Sekarang di negeri Paman Sam itu sudah berdiri sekitar 1.209 masjid. Lebih dari 20 persen masjid Amerika memiliki sekolah penuh waktu. Sedangkan sekolah-sekolah Islam kini sudah lebih dari 250 sekolah Islam, tiga perguruan tinggi, 400 lembaga, sekitar 200.000 usaha dan lebih dari 200 penerbitan, jurnal dan surat kabar mingguan.[5]

Menurut salah satu media online, salah satu sekolah Islam yang terkenal di Amerika adalah Sekolah Noor-Ul-Iman di kampus Brunswick Selatan. Kemudian dibagian New Jersey terdapat sekolah bernama Society of Central New Jersey, yang memiliki sekolah parokial penuh waktu yang meliputi taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Di daerah daerah new Jersey sendiri terdapat 17 sekolah Islam yang telah bekerja penuh waktu layaknya sekolah sekolah di amerika pada umunya.

Kemudian sekolah Islam juga tengah giat giatnya membangun kawasan pendidikan Muslim di daerah Ibukota Negara seperti Washington D.C. Untuk mengetahui tentang pendidikan Islam di Washinton D.C. , kita dapat melongok ke sebuah sekolah di negara bagian Maryland yang tak jauh dari Virginia dan Washington D.C. Sekolah tersebut adalah Al-Huda School Darus Salam berlokasi di 5301 Edgelwood Road, College Park, Maryland, 20740. Kepala sekolah. Sekolah Al-Huda sendiri didirikan tahun 1995 dengan maksud untuk memberikan pendidikan kepada anak didik agar ajaran Islam yang dipeluk tidak musnah ditelan situasi. Pelajaran akhlak sangat ditekankan, guna mengantisipasi kebrutalan anak remaja seperti terjadi di AS dalam penembakan terhadap guru atau teman sekolahnya.

Bahasa Arab diperkenalkan dengan penggunaan langsung dalam kehidupan sekolah. Metode pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua sama dengan cara yang dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Pada prinsipnya kurikulum yang dipakai adalah standar yang diberlakukan di Kabupaten Montgomery, ditambah dengan bahasa Arab, al-Quran, dan pelajaran keislaman lainnya.

Sekolah Islam juga tidak identik dengan pewajiban para peserta didiknya untuk menggunakan Jilbab atau penutup kepala, penulis menemukan sebuah sekolah di Amerika yang menurut warga Amerika secara luas merupakan sekolah Paling toleran mengenai peraturan yang diberlakukan. Yang lebih unik adalah bahwa sekolah yang terletak di Pasadena, California itu memiliki peserta didik dan tenaga pengajar yang bukan hanya dari kalangan muslim, tetapi juga banyak kalangan non Muslim. Sekedar informasi, bahwa kelebihan sekolah New Horizon School itu adalah mereka merupakan sekolah Islam pertama yang berdiri di Amerika Serikat sejak 25 tahun lalu.

Semua fasilitas sekolah didanai dari orang-orang Islam sendiri. Sebagai sekolah swasta, tak ada bantuan dana dari pemerintah, sehingga tiap orang tua membayar kontribusi untuk SPP sebanyak $3.700. Karena itu gaji guru lebih rendah dari pada guru di sekolah negeri, yaitu $ 22.000-$24.000 per tahun.[6]



C.                Pembelajaran Bahasa Arab di Amerika

Sekolah dasar Hamilton Heights di Harleem, New York, Amerika Serikat (AS), mengajarkan bahasa Arab kepada siswanya. Pengajaran dilakukan diluar jam sekolah tepatnya selama istirahat makan siang. “Saya bermain dan bersenang-senang dengan sembari mempelajari bahasa Arab,” papar seorang guru, Mohammed Mamdouh, seperti dikutip alarabiya.net, Selasa (29/5).


Pengajar lain, Fatima Shama, mengatakan, tujuan pendidikan bahasa Arab ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak menjadi bagian dari masyarakat global. Seperti diketahui, di sejumlah negara, begitu banyak pelajar yang menguasai dua bahasa. “Kami harus memastikan mereka siap,” ucapnya. 
Salah seorang orang tua siswa, Blamon Castro mengatakan program pendidikan bahasa Arab merupakan peluang untuk menciptakan perubahan. “Mereka (masyarakat Arab) adalah bagian dari Amerika. Saya pikir penting bagi anak-anak untuk dapat berinteraksi dengan mereka,” paparnya.

Saat ini, hanya 14 persen pelajar AS yang menguasai dua bahasa. Di Eropa, 80 persen dari pelajar menguasai dua bahasa. Sementara itu, pemerintah AS sendiri mengharapkan para pelajar dan mahasiswa untuk menguasai dua bahasa lain selain bahasa Inggris, yakni Arab dan Cina. Menurut pemerintah AS, memiliki kemampuan bahasa Arab dan Cina sangat penting dalam meningkatkan daya saing produk AS di pasar Internasional. (Alarabiya/Republika).[7]

Pada tahun 2000, bahasa di Timur Tengah terdiri hanya 2% dari semua kelas bahasa asing yang ditawarkan di Amerika Serikat: 1,3% Ibrani dan 0,5% Arab (Cumming, 2001). Sejak serangan teroris 11 September 2001, dan panggilan FBI mendesak untuk bahasa Arab, Pashto, dan Farsi penerjemah, minat dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa tersebut telah meningkat secara dramatis. Artikel ini terlihat pada keadaan pengajaran bahasa Arab di Amerika Serikat saat ini dan menjelaskan beberapa tantangan khusus untuk mengajar bahasa Arab dan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan siswa. 
Sedangkan pengajaran bahasa Arab di sekolah dasar dan menengah hampir tidak biasa seperti pengajaran bahasa-bahasa Eropa Barat seperti Spanyol, Perancis, dan Jerman, telah ada peningkatan, terutama di sekolah swasta. Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Capital Resource Center Bahasa Nasional menemukan bahwa ada banyak program bahasa Arab di sekolah swasta dibandingkan di sekolah umum atau piagam. Dari 37 program bahasa Arab terletak di seluruh 12 negara yang disurvei, 22 berada di sekolah swasta, dari mereka, 21 adalah Muslim sekolah swasta. Rata-rata jumlah guru bahasa Arab di sekolah swasta adalah 5,5, sedangkan rata-rata untuk umum atau piagam sekolah adalah 1,83. Sekolah-sekolah swasta rata-rata kurang waktu instruksi Arab per minggu (3,9 jam dibandingkan dengan 5,28 jam di sekolah umum) tetapi siswa sekolah swasta menerima instruksi Arab selama bertahun-tahun lebih berturut-turut (8,9 dibandingkan 4,5 untuk sekolah umum). Sebagian besar sekolah yang disurvei mengajarkan Standard modern Arab (Johnson & Greenstreet, 2003).

Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) Universitas West Virginia, Amerika Serikat, membuka kursus bahasa Arab dan Islam tiap kamis sore pukul 6-8 waktu setempat. Pengajar kursus dari Islamic Center Morgantown, Imam Sohali Chaudry, mensyaratkan kursus ini tidak sebatas bagi kalangan muslim, tapi terbuka untuk umum. “Pastinya Gratis”, ujarnya seperti  dikutip thedaonline.com

Mereka yang telah mendaftar akan mempelajari bahasa Arab pada jam pertama. Pada jam kedua, mereka akan mempelajari studi Islam. Untuk kursus bahasa Arab, pada setengah jam pertama, peserta akan difokuskan pada belajar membaca dan menulis huruf arab. Setengah jam kedua, peserta diajarkan kosakata dan tata bahasa. “Konsep yang dibangun dalam kursus bahasa Arab adalah interaktif. Harapannya, peserta dengan mudah memahami kosakata dengan cepat,”ungkapnya.

Professor limguistik dan bahasa Spanyol, Juliana de la Mora, mengatakan, ia tertarik dengan bahasa arab.”Dengan belajar bahasa Inggris, saya dapat menatap dunia. Dengan belajaer bahasa Ara, saya mengharapkan hal yang sama,”katanya. Dosen bahasa Spanyol, Catalina Mendez, mengatakan ketertarikannya untuk belajar bahasa arab dengan penutur asli.”saya akan lebih cepat mencerna mempelajari sebuah bahasa melalui guru yang keseharian belajar bahasa itu,”paparnya.[8]



D.                Minat Belajar Bahasa Arab di Amerika Meningkat

Jumlah warga Amerika Serikat yang mempelajari bahasa Arab terus meningkat. Demikian menurut survei Modern Language Association terbaru, yang mengungkap pendaftaran untuk belajar bahasa Arab naik pesat hingga lebih dari dua kali lipat. Bahkan bahasa Arab kini menjadi salah satu dari 10 bahasa asing yang paling banyak dipelajari di AS. Lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menggunakan bahasa Arab. "Bahasa Arab juga merupakan bahasa persatuan dari seluruh negara yang tergabung dalam Liga Arab,” tambah Dr. Bergman.

Menurut Persatuan Pengajar Bahasa Arab di Amerika Serikat (AATA), peran strategis Timur Tengah dari segi produksi energi, perekonomian dan keamanan mendorong minat warga AS mempelajari bahasa Arab. "Bahasa Arab juga adalah salah satu dari enam bahasa-bahasa resmi PBB. Oleh karena itu, diakui sebagai bahasa tingkat dunia," ujar Presiden AATA Elizabeth Bergman, ahli bahasa Arab di Universitas Miami di kota Oxford, Ohio.[9]

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang sulit. “Bahasa Arab memberikan sejumlah tantangan bagi mereka yang menggunakan bahasa Inggris,” kata Dr. Omran.Tantangan itu misalnya dari cara membacanya dari kanan ke kiri, bunyi hurufnya yang masih terasa asing bagi pemakai bahasa Inggris dan tata bahasanya yang agak pelik.

Dr Omran sudah lebih dari 20 tahun mengajar bahasa Arab bagi mahasiswa Amerika. Ia mengatakan, dengan sedikit kerja keras dan komitmen, setiap orang bisa cepat menguasai bahasa Arab dan lancar bicara dengan menggunakan bahasa itu.Namun menurut Dr. Michael Cooperson yang sudah mengajar bahasa Arab di sejumlah universitas bergengsi di AS seperti Harvard dan UCLA, tingkat kesulitan belajar bahasa Arab tergantung pada bahasa yang sering dipakai oleh mahasiswa bersangkutan. “Jika bahasa yang selalu digunakan berdialek sama dengan bahasa Arab, ini menguntungkan. Termasuk jika sebelumnya ada sudah biasa bicara dengan bahasa Hebrew atau bahasa Semit lainnya,” kata Dr Cooperson.

Namun menurut  Dr. Bergman, “Bahasa Arab sebenarnya tidak sulit. Tetapi bagi seorang penutur bahasa Inggris Amerika, tantangan yang dihadapi dalam mempelajari bahasa ini adalah bukan saja karena harus menguasai beragam gaya bahasa Arab klasik, yang adalah bahasa Al-Qur’an, tetapi juga perlu menguasai bahasa hidup sehari-hari, yang memang berbeda dalam banyak hal.”

Organisasi AATA yang berbasis di Birmingham, Alabama, bertujuan memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara para pengajar bahasa Arab, serta mempromosikan studi, penelaahan, penelitian dan pengajaran di bidang ilmu pedagogi bahasa dan kesusasteraan Arab[10].

Peranan Bahasa Arab yang cukup besar dalam dunia Internasional membuat bahasa tertua ini banyak di pelajari hampir di setiap belahan dunia. Hal itu disampaikan oleh native speaker Easy Arabic (EA), Muhammad Arraby, ketika ditemui di ruangannya kemarin.

Dalam perbincangannya bersama Radar Bekasi, Arraby mengungkapkan EA mengajarkan Bahasa Arab yang dipelajari juga di negara-negara maju seperti Amerika, China, hingga Korea. ’’Di kampus-kampus di negera mereka mempelajari Bahasa Arab, dan ada juga yang datang ke negara Teluk untuk kuliah di sana, seperti di Damaskus,” kata mantan dosen Bahasa Inggris asal Mesir itu.

Kebutuhan penggunaan Bahasa Arab dalam dunia internasional membuat orang tertarik untuk mempelajarinya. Dimana bahasa tersebut biasa digunakan sebagai bahasa pengantar dalam urusan hubungan kerja sama perekonomian, dan karir bisnis. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan penggunaan Bahasa Arab tidak terbatas dari segi agama saja, semua orang bisa mempelajarinya meskipun tidak beragama islam. Seperti di negara Amerika misalnya, mahasiswa yang mengambil fakultas bahasa dan menekuni Bahasa Arab memiliki motivasi lain untuk belajar.

Mereka belajar karena mencintai bahasa, atau kerena ingin tahu lebih dalam tentang kebudayaan Bangsa Arab dan Islam. ’’Bahkan sekarang ini Bahasa Arab sudah masuk dalam kurikulum sekolah negeri di Amerika dan disediakan program beasiswa,” pungkasnya.

’’Sekarang bukan saja di Amerika, di Cina saja stasiun televisinya sudah menyediakan program berita yang menggunakan Bahasa Arab dan pembawa acaranya juga orang Cina yang sudah pandai berbahasa arab,” katanya.[11] Peran strategis Timur Tengah dari segi produksi energi, perekonomian dan keamanan mendorong minat warga AS mempelajari bahasa Arab. Salah satu tantangan dalam mempelajari bahasa Arab adalah beragamnya gaya bahasa Arab, mulai dari Arab klasik seperti yang tertulis di Al-Quran hingga berbagai dialek bahasa Arab modern.



E.     Bahasa Arab untuk Militer Amerika

Beberapa mass media negara Zionis menyebutkan, sejumlah universitas di Amerika baru-baru ini mulai mengajarkan materi Bahasa Arab kepada para mahasiswanya yang ingin melamar pekerjaan sebagai perwira militer atau seorang diplomat. Ini merupakan realisasi dari pandangan pemerintah Amerika yang menilai wajib mengenal ‘bahasa musuh.!?’. Situs berita ‘News Forest Class’ yang terbit di Israel menyiratkan, Minnesota State University baru-baru ini mengumumkan telah membuka kesempatan bagi pengajaran bahasa Arab. Sebelumnya, dua universitas yaitu Wisconsin Lutheran College dan Illinois College juga telah memberlakukan hal yang sama.
Situs itu menyebutkan, para mahasiswa Amerika masih menganggap sebab diajarkannya bahasa Arab dalam kurikulum akademik semata karena ia adalah bahasa ‘musuh’. Seperti diketahui, kongres Amerika telah mengesahkan pencairan dana sebesar setengah juta dolar untuk mendukung program ‘al-Waha’, yang khusus untuk pengajaran bahasa Arab. Situs itu juga menyiratkan, presiden Amerika, George W Bush telah menegaskan dalam beberapa statementnya baru-baru ini, “Kita butuh para perwira intelijen agar mengetahui apa yang mereka katakan dalam bahasa Arab.”

Lebih lanjut situs itu mengatakan, saat ini bahasa Arab dipelajari secara khusus oleh para mahasiswa yang sedang menjalani dinas kemiliteran karena kebutuhan mendesak akan para penerjemah di Iraq. Situs itu menambahkan, pasukan Amerika memberikan insetinf sebesar 10 ribu dolar kepada prajuritnya yang mahir berbahasa Arab dan beberapa bahasa timur tengah lainnya. Situs itu juga menyingkap, di universitas California, Los Angeles sangat sedikit sekali para mahasiswa yang mau belajar bahasa Arab. Mereka lebih memilih menghindarinya karena mengalami kesulitan untuk mencernannya. (ismo/AS).[12]



F.     Kesimpulan

Pembelajaran bahasa arab di Amerika lahir atau terjadi tidak terlepas dari adanya perkembangan pendidikan islam di Amerika itu sendiri. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sekarang mengalami kemajuan pesat. Para Umat Muslim di Amerika yang jumlahnya semakin bertambah juga membutuhkan pendidikan. Mereka membangaun sekolah-sekolah muslim yang dahulu hanya merupakan tempat perkumpulan sesama umat muslim lain, atau bahkan hanya sebuah masjid. Salah satunya, Sekolah Al-Huda yang didirikan dengan maksud untuk memberikan pendidikan kepada anak didik agar ajaran Islam yang dipeluk tidak musnah ditelan situasi. Bahasa Arab disekolah ini diperkenalkan dengan penggunaan langsung dalam kehidupan sekolah. Metode pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua sama dengan cara yang dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Selain pendidikan formal, Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) Universitas West Virginia, Amerika Serikat, membuka kursus bahasa Arab dan Islam tiap kamis sore pukul 6-8 waktu setempat. Pengajar kursus dari Islamic Center Morgantown, Imam Sohali Chaudry, mensyaratkan kursus ini tidak sebatas bagi kalangan muslim, tapi terbuka untuk umum. Siswa yang belajar bahasa Arab akan difokuskan pada belajar membaca dan menulis huruf arab. kemudian diajarkan kosakata dan tata bahasa. Konsep yang dibangun dalam kursus bahasa Arab ini adalah interaktif. Harapannya, peserta dengan mudah memahami kosakata dengan cepat.





[2] Dr Omran sudah lebih dari 20 tahun mengajar bahasa Arab bagi mahasiswa Amerika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar